Ambon Terkini
Seorang Supir Angkot di Ambon Cari Pemasukan Tambahan dengan Bisnis Jual Peliharaan Kelinci
Samsudin (48), seorang supir angkutan umum jurusan Tantui mencoba peruntungan tambahan di dunia bisnis.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Dedy Azis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Merebaknya pandemi Covid-19 di Kota Ambon pada Maret 2020 lalu berdampak pada berbagai sektor.
Salah satunya yakni sektor ekonomi.
Memasuki 2021 pun penyebaran virus corona masih saja melaju.
Berbagai aturan pembatasan dilakukan Pemerintah Kota Ambon yang juga berdampak pada penurunan pendapatan para penyedia jasa.
Salah seorang supir angkot di Ambon harus memutar otak agar bisa memperoleh pemasukan harian.
Samsudin (48), seorang supir angkutan umum jurusan Tantui mencoba peruntungan tambahan di dunia bisnis.
Jenis bisnis yang dipilih Samsudin cukup unik, yakni bisnis hewan peliharaan Kelinci.

Berawal dari seorang penumpang langganannya yang membawa puluhan ekor kelinci untuk dijual. Namun, karena satu dan lain hal, penumpangnya itu terpaksa harus meninggalkan Kota Ambon untuk kembali ke kampung halamanya.
“Sebenarnya ini milik penumpang langganan saya, tapi diberikan kepada saya, untuk menjualnya, karena dia mendadak harus pulang kampong, nanti hasilnya dibagi dua,” kata dia.
Praktis, Penumpang itu menjual kelincinya kepada Samsudin dengan harga murah, untuk kemudian dijual kembali oleh Samsudin.
Sebanyak 30 ekor kelinci usia satu bulan dijual di kawasan Kebun Cengkeh, Batu Merah, Sirimau, Kota Ambon.
Baca juga: Bibir Jalan Menuju Kampus IAIN Ambon Dipenuhi Sampah Sepanjang Hari
Beragam motif bulu kelinci pun terlihat begitu menggemaskan, dari yang putih polos hingga yang coklat keabuan.
Namun, di hari pertama ia berjualan, tidak ada satu orang pun yang membeli dagangan binatang peliharaan itu.
Warga sekitar pun antusias untuk melihat-lihat dagangannya, akan tetapi ketika Samsudin mengatakan harganya, mereka hanya berlalu pergi begitu saja.
Pasalnya ia membanderol satu ekor kelinci dengan harga Rp.150 ribu.
Baca juga: Berjualan Takjil di Badan Jalan, Ruas Jalan Depan MCM Kerap Macet
Padahal harga itu sebanding dengan biaya pengiriman dari Kota Makassar juga perawatan hewan tersebut.
“Kalau untuk di ambon, seharusnya harga itu sudah termasuk murah, karena ongkos kirim dan pakannya juga banyak,” pungkasnya.