Fakta Baru Pembunuhan Jamal Khashoggi: Pelaku Pakai Jet Pribadi dari Perusahaan Mohammed bin Salman

Dokumen "Sangat Rahasia" dan ditandatangani oleh seorang Menteri Arab Saudi mengungkap perintah dari putra mahkota, bocor.

Editor: Fitriana Andriyani
montase foto Tribunnews.com (Sumber foto : Al Arabiya)
Dua jet pribadi yang digunakan oleh pasukan pembunuh Arab Saudi yang menewaskan dan diduga memenggal jurnalis Jamal Khashoggi dimiliki oleh sebuah perusahaan Mohammed bin Salman (MBS). 

TRIBUNAMBON.COM - Dua jet pribadi yang digunakan oleh pasukan pembunuh Arab Saudi yang menewaskan dan diduga memenggal jurnalis Jamal Khashoggi dimiliki oleh sebuah perusahaan Mohammed bin Salman (MBS).

Perusahaan itu kurang dari setahun sebelumnya telah disita oleh Putra Mahkota Kerajaan yang berkuasa, menurut dokumen pengadilan yang baru-baru ini diajukan dilihat oleh CNN.

Dokumen-dokumen itu, diajukan sebagai bagian dari gugatan perdata dari Kanada awal tahun ini.

Berlabel "Sangat Rahasia" dan ditandatangani oleh seorang Menteri Arab Saudi, berkas tersebut mengungkap perintah dari putra mahkota, penguasa de facto muda Arab Saudi.

Baca juga: Perajin Tenun Ikat Maluku Hingga Aksesoris Sisik Ikan Dapat Bantuan Modal dari Istri Gubernur

Baca juga: Pemberontak Houthi Janji Tak Serang Arab Saudi Lagi, Asalkan

"Menurut instruksi Yang Mulia Putra Mahkota," tulis menteri menurut terjemahannya, "segera setujui penyelesaian prosedur yang diperlukan untuk ini (penyitaan perusahaan)."

Pengajuan tersebut menjelaskan bagaimana kepemilikan Sky Prime Aviation diperintahkan untuk ditransfer ke dana kekayaan negara. Nilai pengalihan mencapai 400 miliar dollar AS (Rp 5,6 kuadriliun) pada akhir 2017.

Pesawat-pesawat perusahaan tersebut kemudian digunakan dalam pembunuhan Khashoggi pada Oktober 2018.

Lembaga Pengelola Investasi yang dimiliki Kerajaan Saudi, dikenal sebagai Dana Investasi Publik. Semua itu dikendalikan oleh Raja Saudi dan diketuai oleh Putra mahkota, yang dikenal sebagai MBS.

Dokumen yang mengungkap hubungan antara pesawat dan Sang Pangeran itu diajukan oleh sekelompok perusahaan milik negara Saudi. Digunakan sebagai bagian dari gugatan penggelapan yang mereka buka bulan lalu di Kanada, terhadap mantan pejabat tinggi intelijen Saudi, Saad Aljabri.

Tuduhan penggelapan terhadap Aljabri muncul setelah gugatan yang dia ajukan tahun lalu di Washington DC, ke Pengadilan Distrik terhadap MBS.

Aljabri menuduh putra mahkota mengirim tim pembunuh bayaran untuk membunuhnya di Kanada, hanya beberapa hari setelah Khashoggi dibunuh.

MBS mendapat panggilan pengadilan itu melalui WhatsApp. Tapi pada Desember, pengacara pangeran meminta pengadilan untuk membatalkan kasus tersebut.

Bukti bahwa kepemilikan armada pesawat pribadi telah dipindahkan ke Dana Investasi Publik Arab Saudi belum pernah dilaporkan sebelumnya. Hal ini menjadi bukti baru yang mengaitkan MBS dengan kematian Khashoggi.

Pada Oktober 2018, tidak lama setelah pembunuhan Khashoggi, Wall Street Journal, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah ini. Dilaporkan bahwa jet Gulfstream yang digunakan oleh para pembunuh itu milik perusahaan yang dikendalikan oleh MBS.

"Dia (MBS) akan melacak [perusahaan] dan akan mengetahui bagaimana itu digunakan," ujar Hoffman, mantan direktur Divisi Timur Tengah CIA.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved