Warga Tuban Jadi Miliarder
Bos Pertamina Rosneft Mengaku Sedih dengan Fenomena Warga Tuban yang Borong Mobil, Ini Sebabnya
Presdir PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia Kadek Ambara Jaya angkat bicara terkait fenomena warga Tuban yang memborong ratusan mobil.
TRIBUNAMBON.COM - Warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur viral karena memborong 176 mobil baru.
Mereka menjadi miliarder dadakan setelah menjual tanah ke Pertamina.
Aksi pembelian mobil baru ramai-ramai ini ternyata menuai sorotan dari Bos Pertamina.
Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia Kadek Ambara Jaya angkat bicara terkait fenomena warga Tuban yang memborong ratusan mobil setelah memperoleh ganti untung pembebasan lahan proyek pembangunan kilang minyak.
Warga tersebut berasal dari Desa Sumurgeneng, Desa Wadung, dan Desa Kaliuntu, Kecamatan Jenu, Tuban.
Setelah mendapat uang ganti untung, warga Desa Sumurgeneng terlihat beramai-ramai membeli mobil.
Bahkan, ada satu keluarga di desa itu yang membeli tiga hingga empat mobil sekaligus.
Kadek mengaku prihatin dan sedih dengan fenomena yang terjadi tersebut.
Baca juga: Daftar Harga iPhone Terbaru Februari 2021: iPhone 8 Plus Dibanderol Mulai Rp 9,5 Jutaan
Baca juga: Ashanty Dilarikan ke Rumah Sakit karena Kondisinya Menurun
Baca juga: Soekarni Francha Persembahkan Tarian Kepulauan Kei di Perhelatan Wisata Nasional
Baca juga: Ambon Masuk Zona Merah Covid-19 Bukan Karena Tingkat Penularan, Namun Kematian
Kadek khawatir masyarakat yang mendadak jadi miliarder itu terancam miskin jika tak bisa mengelola uang dengan baik.
"Kalau ini (terancam miskin) terjadi, saya yang salah, karena tidak mengawal dan mendampingi mereka," kata Kadek, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (17/2/2021).
Kadek menjelaskan, pihaknya akan melakukan riset sosial untuk memetakan kondisi warga di tiga desa tersebut.
Riset sosial itu akan dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga.
"Kita akan gandeng tim riset dari Lembaga Antropologi Untuk Riset dan Analisa dalam rangka membangun cetak biru CSR (corporate social responsibility) perusahaan berbasis kearifan lokal," ungkapnya.
Pihaknya juga ingin melibatkan warga dalam berbagai program padat karya.
Program itu merupakan salah satu upaya kehadiran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tengah masyarakat.