Ambon Hari Ini
Kepala Basarnas Ingatkan Cuaca Ekstrem dan Layanan 24 Jam PascaTenggelamnya 2 Warga di Teluk Ambon
Merujuk ramalan cuaca dari otioritas BMKG Ambon, dalam sebulan terakhir dan dua bulan kedepan, ombak angin dan cuaca ekstrem bisa datang tiba-tiba.
Penulis: Fandi Wattimena | Editor: Nur Thamsil Thahir
Laporan Wartawan TribunAmbon.com; Fandi Wattimena
AMBON, TRIBUNAMBON.COM -- Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Ambon, Mustari memperingatkan warga di gugusan Kepulauan Maluku, Pulau Ambon, dan sekiyarnya untuk meningkatkan kewaspadaan di transisi musim ini.
Peringatan komandan SAR yang membawahi wilayah perairan di Provinsi Maluku ini, dikemukakan Mustari, Minggu (14/2/2021) sore, menyusul penemuan jenazah dalam operasi SAR di Teluk Ambon, dalam dua pekan terakhir.
"Tetap hati-hati dan waspada. Cuaca ekstrem di Teluk AMbon dan sekitarnya bisa datang tiba-tiba," ujarnya kepada wartawan TribunAmbon.com.
Peringatan ini dikemukakan Mustari usai TIm SAR Ambon, menyerahkan jenazah nelayan asal Pantai Latuhalat di Dusun Airlow, Negeri Latuhalat, Kecamatan Nusawine, Kota Ambon, Minggu (14/2?2021) kemarin.

Merujuk ramalan cuaca dari otioritas BMKG Ambon, dalam sebulan terakhir dan dua bulan kedepan, ombak angin dan cuaca ekstrem bisa datang tiba-tiba.
Dia mengimbau warga yang beraktivitas di laut dan pengguna jasa angkutan laut, meningkatkan kewaspadaan.
Basarnas Ambon menyebutkan, untuk layanan SAR juga menyediakan layanan informasi kedaruratan 24 jam.
"Kami siaga 24 jam uuntuk pelayanan SAR. Dan itu Gratis," ujar Mustari yang baru beberapa pekan bertugas di Ambon.
Layanan hotline Siaga Bencana ini adalah telepon 115.
Sebelum menjabat Kepala Basarnas Ambon, tahun 2018 lalu, Mustari juga menjabat Kepala Basarnas Maluku Utara.

Sekadar diketahui, dalam dua pekan di bulan Februari, dua orang meninggal dunia di perairan Teluk Ambon.
Korban pertama adalah purnawirawan TNI Angkatan Laut, Kolonel Marinir (Purn) Barzuweh (75), sahabat sekaligus staf pribadi Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI, Nono Sampono.
Sahabat Nono ini dilaporkan hilang sejak Minggu (31/1/2021) sore di pantai Dusun Kamiri, Teluk Ambon.
Sang Kolonel diduga tenggelam setelah terseret ombak saat berenang di pantai, tidak jauh dari kediaman Nono di kawasan Pantai Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon, sekitar 8 km setelah Bandara Pattimura Ambon.
Setelah tiga hari Operasi SAR, korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di Bibir Pantai Latuhalat, Selasa (2/2/2021) pagi.
Kepala Basarnas Ambon, Mustari, mengkonfirmasikan penemuan jenazah warga Kampung Airlouw Rt 012/04 Negeri Nusaniwe ini melaut sendiri sekitar pukul 07.00 WIT.
"Tim sudah temukan dan dievakuasi ke kampung," katanya kepada TribunAmbon.com melalui sambungan telepon, Minggu (14/2/2021) pukul 16.30 WIT.
SAR mengkonfirmasikan Johan diperkirakan terjatuh dari Long Boat dan hilang di sekitar perairan Dusun Airlow Desa Latuhalat (Kota Ambon) pada Koordinat 03° 46.686‘ S – 128° 9.420’ E.
Sore ini jenazah korban sudah dibawa ke rumah duka di Latuhalat setelah dilakukan penyerahan jenazah dari Basarnas ke keluarga korban.
Johan Watilete (48), nelayan yang dikabarkan tenggelam, Minggu (14/2/2021) pagi di perairan pantai Airlouw, Desa Latuhalat akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Tim evakuasi dari SAR Ambon menemukan mayat Johan Watilete sekiyar 1,2 mil laut dari garis pantai Nusawine, Teluk Ambon.
Korban ditemukan di kawasan perairan Latuhalat pukul 14.13 Wit, atau enam jam setelah dilaporkan hilang.
Watilete dilaporkan kerabatnya hilang setelah tiga jam melaut, Minggu (14/2/2021) pagi.
Seperti kebanyakan nelayan tradisional di Teluk Ambon dan Maluku, Watilete melaut seorang diri, sekiuar pukul 05.30 Wit.
Diberitakan sebelumnya, korban dikabarkan tenggelam setelah terjatuh dari atas long boat di kawasan pantai dusun Air Low, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.
Basarnas Ambon beserta warga setempat langsung melakukan pencarian setelah mendapat informasi itu.
Basarnas menggerahkan satu unit Rigid Inflatable Boat (RIB) berisi tujuh personil.
Sementara warga menggunakan tiga unit longboat untuk membantu pencarian.
Dalam sebulan terakhir di 2021, sudah dua korban meninggal di perairan Teluk Ambon.
Nelayan dari kampung Airlouw, Negeri Nusaniwe, hilang saat melaut di perairan Airlouw, dan Negeri Latuhalat, Teluk Luar Ambon, Kota Ambon, Maluku
Adalah Rein Watilette, kemenakan Johan yang kali pertama melaporkan kedian ini, sekitar pukul 10.30 Wit.
Dugaan sementara nelayan berusia 48 tahun ini hilang setelah terjadi dari perahu yang ditumpanginya. (*)