Mahasiswa Unpatti Terbunuh di JMP
7 Tahun Bersahabat, Naris: Husin Suat Selalu Ada Disaat Genting
Meski berbeda kampus, namun jarak dua perguruan tinggi yang berdekatan membuat mereka tidak terpisah jauh.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Tujuh tahun Naris Tutupoho, bersahabat dengan almarhum Husin Suat atau Sein Ratuanik.
Dia mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya karibnya setelah dianiaya di kawasan Jembatan Merah Putih (JMP) Ambon, Kamis (11/2/2021) dini hari lalu.
Husin atau Uceng dia kenang sebagai sosok yang selalu hadir di saat genting.
“Yang paling sering itu, saat kepepet tidak ada uang, Husin tiba-tiba datang,” ujar Naris kepada TribunAmbon.com di rumah duka, Kampung Kisar, Kota Ambon, Sabtu (13/2/2021) sore.
Naris mengawali persahabatan dengan almarhum sejak bangku SMA, 2014 Silam.
Setelah lulus SMA, Almarhum melanjutkan studinya di Fakultas Teknik Universitas Pattimura.
Sedangkan Naris memilih jurusan Produksi Migas di Politeknik Negeri Ambon, kampus mereka berdekatan.
Meski berbeda kampus, namun jarak dua perguruan tinggi yang berdekatan membuat mereka tidak terpisah jauh.
Seringkali kedua sahabat ini pergi dan pulang kuliah bersama.
Rumah Naris di kawasan Galunggung, Kelurahan Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Ambon.

Rumahnya tidak jauh dari tempat kumpul Komunitas Literasi Belajar, yang berhadapan dengan lapangan Galunggung di Tanah Rata.
Itulah yang menjelaskan kenapa saban hari mereka ketemu.
“Malamnya kita nongkrong di sekitar sini,” katanya.
Rumah almarhum Sein Ratuanik sendiri berada di Kampung Kisar, Tantui, sekitar 1,5 km dari Galunggung.
Rumah keluarga Sein berada tepat di belakang markas Satuan Brimob Polda Maluku.
Baca juga: Ini Inisial 5 Tersangka Pembunuhan Mahasiswa Unpatti di Jembatan Merah Putih
Baca juga: 3 Tersangka Pembunuh Mahasiswa Unpatti Masih di Bawah Umur, 1 Berstatus DPO
Kedekatan itu membuat Naris tahu betul soal sahabatnya itu. Dia mengakui, Almarhum seringkali memotivasinya, baik untuk urusan kampus, hingga pergaulan sehari-hari.
Meski begitu, dia tidak pernah mengurui. Bahkan, pesan nasehat kerap dalam candaan.
“Banyak memberikan motivasi baik di bidang pendidikan maupun pergaulan,” ucapnya.
Mengenang kepergiannya, tiga hari ini Naris masih datang ke rumah duka dan berziarah ke kuburnya.
“Semoga Almarhum mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” doanya. (*)
Tak Sangka Husin Pergi, Sejak Januari Kembar Identik Almarhum Mahasiswa Unpatti Saling Rekam
Hasan Suat, saudara kembar Husin Suat, Mahasiswa Universitas Pattimura Ambon yang tewas setelah dianiaya di atas Jembatan Merah Putih mengaku tidak pernah menyangka adiknya pergi dengan cara seperti itu.
Kepada TribunAmbon.com di rumah duka, Jumat (12/2/2021) siang, Hasan mengaku, sejak Januari 2021 mereka kerap saling merekam pembicaraan saat melakukan panggilan telepon.
Sesuatu yang tidak biasa mereka lakukan sejak sang kakak pergi ke ke Jakarta untuk melanjutkan studi di Universitas Trisakti Jakarta Barat 2015 silam.
“Mungkin itu pertanda, sejak 2021 kita saling merekam panggilan tanpa tahu maksudnya apa,” ujar Hasan.
Lanjutnya, dalam setiap pembicaraan yang terekam itu, almarhum Husin terus mengingatkan Hasan untuk terus belajar. Tidak hanya dibangku kuliah, namun juga melalui berbagai kegiatan esktra kampus.
Baca juga: Sebelum Dibunuh, Mahasiswa Unpatti ini Sempat Tampil dalam Peluncuran Rumah Produksi Liar
Almarhum adiknya itu sebutnya, seperti motivator yang tidak kehabisan bahan untuk mendorong dirinya menjadi pribadi yang jauh lebih baik.
Almarhum bahkan sempat berjanji akan ikut ke Jakarta untuk membantu kakaknya dalam proses pembelajaran yang tengah dijalani.
“Bahkan almarhum berjanji untuk dia akan ikut saya ke Jakarta,” ungkapnya.
Menurutnya, Almarhum adiknya itu adalah pribadi yang jauh lebih bijak meski usianya lebih muda.
Dia (alm) memiliki karakter yang kuat dengan wawasan luas, menjadikan dia jauh lebih cerdas dan bijak dalam menghadapi persoalan.
“Dia cukup kuat dalam menghadapi masalah, sementara saya agak lemah. Dia jua sangat berani dan percaya diri” ujarnya.
“Almarhum juga memiliki suara yang indah, dan itu didukung dengan kemampuan bergitar,” tandasnya.
Almarhum Husin Suat tercatat sebagai mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Teknik Universitas Pattimura Ambon. Tewas setelah dianiaya oleh sekelompok pemuda diatas Jembatan merah Putih, Kamis 11/2/2021) dini hari.
Enam pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease. Satu tersangka diantaranya masih dalam pencarian. (*)