Polemik Gerakan Jateng di Rumah Aja, Ganjar Sebut Bukan Larangan tetapi Ajakan untuk Berempati
"Yang dibutuhkan sebenarnya ayo di rumah saja. Kita berikan empati kepada para tenaga kesehatan, penggali kubur, pak dokter yang berjuang keras."
TRIBUNAMBON.COM - Pro kontra muncul usai Gubernur Jawa Tengah mengusulkan Gerakan Jateng di rumah saja di akhir pekan ini, 6-7 Februari 2021.
Dilansir dari KompasTV di Program Kompas Petang, Kamis (4/2/2021), Ganjar mengatakan, gerakan itu intinya adalah memunculkan empati di tengah pandemi.
"Yang dibutuhkan bukan diksi pelarangan, yang dibutuhkan sebenarnya ayo di rumah saja. Kita berikan empati kepada para tenaga kesehatan, penggali kubur, pak dokter yang berjuang keras," katanya.
• Ketentuan Gerakan Jateng di Rumah Aja 6-7 Februari 2021: Toko/Mall, Pasar hingga Jalan Ditutup
• Berikut 5 Hal yang Harus Diperhatikan saat Jateng di Rumah Saja, Berlaku 6-7 Februari 2021
Sementara itu, terkait pelaksanaannya program itu, Ganjar meminta partisipasi masyarakat untuk terlibat.
Salah satunya ketika ada pasar yang masih akan buka diharapkan tetap ketat menerapkan protokol kesehatan.
“Kalau Anda buka, Anda atur protokolnya. Sebenarnya ini sekaligus membentuk, ayo diatur pasarnya. Kalau tidak, nanti tidak akan ada perbaikan yang berjalan,” ujar Ganjar.
Pelaksanaan gerakan tersebut telah diatur dalam Surat Edaran Nomor 443.5/000/933 tentang peningkatan kedisiplinan dan pengetatan protokol kesehatan pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tahap II di Jawa Tengah.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah kepala daerah di Jawa Tengah menanggapi gerakan tersebut berbeda-beda.
• Simak 5 Poin Penting yang Harus Diperhatikan saat Gerakan Jateng di Rumah Saja
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo sempat menguatarakan, gerakan tersebut tak akan efektif jika hanya dilakukan dua hari.
Namun, akhirnya Wali Kota Solo mengambil keputusan untuk mencoba menerapkan gerakan tersebut.
Hal senada juga diungkapkan Bupati Batang Wihaji.
Dirinya melihat bahwa menutup tempat keramaian tidak serta merta menurunkan angka penularan Covid-19.
Pihaknya pun memutuskan untuk tidak menutup semua pusat keramaian selama gerakan itu.
“Poin penting bagi saya adalah protokol kesehatan yang diperketat, itu yang saya kira siap menjalankan SE gubernur, tetapi dengan menerjemahkan suasana lokal Batang,” ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pro Kontra Jateng di Rumah Saja, Ganjar: yang Dibutuhkan Bukan Diksi Pelarangan, tetapi...".