Covid 19
Pedangan Asongan di Lapangan Merdeka Mengeluh Pendapatan Menurun
Pedagang mengeluh pendapatannya berkurang karena sepi pengunjung. Hanya beberapa orang saja yang berlalu lalang atau duduk.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Salama Picalouhata
Mereka pun terpaksa berjualan dua jam lagi lebih lama, yakni hingga pukul 24.00.
Namun tetap saja penghasilan mereka tidak meningkat.
Ani mengaku memiliki tujuh anak.
Empat anaknya di kampong halamannya di Bau-bau, Sulawesi Tenggara.
Sementara, tiga anaknya tinghgal bersama dia di Ambon.
Ani pun harus memikirkan biaya kontrakan sebesar Rp 800 ribu setiap bulannya.
Selain itu, mereka punya keinginan untuk pulang ke kampong halamannya.
Harapannya pulang menjadi pupus, lantaran penghasilannya menurun.
Tiket kapal terbilang mahal. Belum lagi, ada aturan wajib mengikuti rapid tes saat bepergian.
“Jadi biaya pulang kampung untuk empat orang itu sangat mahal. Untuk biaya makan saja pas-pasan.Jadi bulan puasa kali ini saya dan anak-anak tidak bisa pulang karena biaya kami tidak cukup. Sementara saya tidak bisa mengharapkan keempat anak saya yang di kampung karena mereka hanya kuli bangunan,” ceritanya.
Nurlina, anak bungsunya yang ikut berdagang dengannya sejak 2018 lalu, mengatakan hal yang sama.
Dia berujar, biasanya setiap hari minggu, pengunjung selalu ramai.
Mereka selalu datang berolahraga.
“Tapi sekarang sudah sunyi. Pagi ini saja baru dua gelas dan satu borol air mineral yang laku,” tuturnya sambal menundukkan kepala.
Dia mengatakan, pandemi sangat berdampak bagi pendapatan mereka.