Spot Wisata di Kota Ambon

4 Patung Pahlawan dan Sosok Inspiratif Yang Ada di Kota Ambon

Sosok-sosok ini juga telah berjasa bukan hanya untuk Maluku tapi juga untuk Indonesia.

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Tanita Pristiwani S. Pattiasina

AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Keindahan alam Kota Ambon yang luar biasa telah membuat salah satu kota terbesar di Maluku ini mencuri perhatian banyak traveller.

Berkunjung ke Ambon bisa menjadi pilihan yang sempurna. Selain alamnya yang indah, tak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi patung dan monumen di Kota berjuluk City of Music ini.

Apalagi patung dan monumen tersebut memiliki jutaan pesan yang tersirat. Cerita historisnya dijamin akan membuatmu terpukau. Sosok-sosok ini juga telah berjasa bukan hanya untuk Maluku tapi juga untuk Indonesia.

Yuk, mari kunjungi dan mengenal Patung Pahlawan dan Sosok yang ada di Kota Ambon.

1.       Patung Pattimura

Patung Pattimura di Museum Siwalima, Jalan Dr. Malaiholo, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.
Patung Pattimura di Museum Siwalima, Jalan Dr. Malaiholo, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. (Tanita Pattiasina)

Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura adalah pahlawan nasional Indonesia asal Maluku. Pahlawan yang lahir di Haria, Pulau Saparua ini, berjasa dalam mengusir penjajah.

Ada dua Patung Pattimura di Kota Ambon.

Pertama, di Museum Siwalima, Jalan Dr. Malaiholo, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.

Patung ini sebelumnya diletakkan di lapangan Merdeka, Kota Ambon, kemudian pada tahun 2008 dipindahkan ke Museum Siwalima.

Didirikan pada tahun 1971, Patung Pattimura ini dibangun oleh Brigjen TNI Wing Wiryawan saat memangku jabatan Pangdam XV Pattimura (sekarang menjadi XVI Pattimura).

Patung Pattimura ini diletakan di depan gedung pameran sementara milik Museum Siwalima dengan tinggi 7 meter sambil memegang parang dan salawaku di kedua tangannya.

Untuk datang melihat patung, pengunjung bisa datang dari pukul 9 pagi hingga pukul 4 sore, dari hari Senin hingga Jumat.

Sembari melihat patung pattimura, pengunjung juga bisa sekaligus masuk dan melihat-lihat sejarah Maluku dan kebudayaannya serta berbagai macam hal tentang laut didalam Museum ini.

Kedua, Patung Pattimura yang berada di Lapangan Pattimur. Baru diresmikan tahun 2008, patung ini terbuat dari perunggu sebagai pengganti patung yang lama.

Pada bagian bawah patung Pahlawan kelahiran 8 Juni 1783 ini dikelilingi dengan ukiran cerita perjuangan rakyat Saparua yang dipimpin Pattimura saat merebut Benteng Duurstede tahun 1817.

Akses menuju ke Pattimura Park sangatlah mudah karena berada di tengah Kota Ambon, satu lokasi dengan Lapangan Merdeka dan juga Kantor Gubernur Maluku.

Lokasi ini jarang terlihat sepi, karena merupakan pusat tempat kumpul di Ambon. Tempat inoi biasanya digunakan untuk tempat npngrong hingga berolahraga.

2.       Monumen Christina Martha Tijahahu

MONUMEN - Pemandangan Patung Martha Christina Tijahahu dari Tangga Naik menuju lokasi Patung, Rabu (27/01/2021)
MONUMEN - Pemandangan Patung Martha Christina Tijahahu dari Tangga Naik menuju lokasi Patung, Rabu (27/01/2021) (TribunAmbon.com/Tanita)

Tempat ini menjadi salah satu spot favorit anak muda,  saat sore ke malam hari. Karena pemandangan landscape kota Ambon yang terlihat jelas ditambah pula senja sore hari yang memukau dan sinar lampu yang nampak berkilau menghiasi tiap rumah dan jalanan Kota Ambon saat malam hari.

Monumen ini berlokasi di Jalan Martha Christina Tiahahu, Karpan, Sirimau, Kota Ambon,. Sudah didirikan sejak 2 januari 1977 bersamaan dengan peringatan hari pajlawan nasional ini gugur.

Martha Christina, diperkirakan lahir pada 4 Januari 1800. Diceritakan, sejak umur 17 tahun, perempuan muda ini telah memikul senjata untuk melawan penjajah menemani ayahnya, Paulus Tijahahu yang juga seorang Kapitan serta Kapitan Pattimura.

Bersama dengan rakyat Saparua, mereka berhasil merebut Benteng Duurstede pada 17 mei 1817. Beberapa bulan kemudian Belanda melakukan serangan balik, saat itulah Kapitan Pattimura ditangkap dan Martha lalu menjadi pemimpin pasukan tempur perempuan.

Sekitar bulan November 1817, ia dan ayahnya serta beberapa Kapitan lainnya ditangkap oleh Belanda. Ayahnya dijatuhi hukuman mati, tapi Martha dibawa ke Pulau Jawa sekitar akhir desember 1817 untuk dipekerjakan secara paksa di perkebunan kopi.

Kesehatannya kemudian menurun karena ia melancarkan aksi mogok makan, mogok pengobatan, dan menolak berkomunikasi.

Dalam perjalanan, ia meninggal dunia dan jasadnya dibuang di Laut Banda. Hal itu pula yang mengilhalmi arah berdirinya Patung Christina Martha Tijahahu yakni menghadap ke Laut Banda.

Disekitar patung Christina Martha Tijahahu, pemerintah Kota telah menyediakan bangku-bangku panjang untuk duduk, ada pula taman yang berhiaskan beragam bunga, pohon dan rerumputan.

Monumen ini dibuka tiap harinya dari pukul 8 pagi hingga 6 sore, dan terbuka untuk lokal maupun pengunjung dari luar.

Baca juga: Monumen Pahlawan Nasional Martha Christina Tijahahu Sepi Tanpa Pengunjung

3.       Monumen Dr. J. Leimena

Monumen Dr. J. Leimena.
Monumen Dr. J. Leimena. (Tanita Pattiasina)

Monumen Dr. J. Leimena berlokasi di samping Universitas Pattimura, Ambon, Maluku. Monumen ini berdiri sejak tahun 2012. Berdiri tepat ditengah-tengah bundaran antara Durian Patah-Poka-Laha, monumen ini seolah-seolah menyambut dan mengajarkan sesuatu kepada setiap orang yang melewatinya.

Memiliki nama lengkap Johannis Leimena, ia berdiri mengenakan kemeja dan jas, serta dasi sambil memegang buku di tangan kirinya dengan mengarah menghadap ke arah Bandara Pattimura Ambon.

Lahir di Desa Emma, Kecamatan Leitimur Selatan (Leitisel), Kota Ambon pada 6 Maret 1905. Leimena menjadi salah seorang yang berhasil menjadi menteri di orde lama selama 21 tahun berturut-turut.

Leimena juga tercatat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia yang pertama.

Siapa saja bisa mengunjungi Monumen ini, tapi harus berhati-hati dan tidak sembarangan. Agar tidak menimbulkan kemacetan mengingat patung Pahlawan Nasional Indonesia ini berada di tengah-tengah bundaran di Desa Poka, Ambon.

4.       Monumen Dr. G. A. Siwabessy

Monument Dr. Gerrit Augustinus Siwabessy tepat di dalam area Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, Ambon.
Monument Dr. Gerrit Augustinus Siwabessy tepat di dalam area Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, Ambon. (Tanita Pattiasina)

Dekat dengan monument Dr. J. Leimena, berdiri pula monument Dr. Gerrit Augustinus Siwabessy tepat di dalam area Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, Ambon.

Lahir di Ulath, Saparua, Maluku Tengah pada 19 agustus 1914, Siwabessy dikenal sebagai Bapak Atom Indonesia karena telah berjasa dalam ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kedokteran dan perkembangan atom di Indonesia.

Apabila melihat patung menteri kesehatan terlama di Indonesia ini dari atas, Nampak logo atom pada lantai sekitar patung ini berdiri.

Pengguna jalan yang berlalu lalang di sekitar area Poka, Ambon juga dapat melihat patung ini dari luar area kampus, ia berdiri menghadap ke arah jalan raya sambil menaruh tangan kanannya di dalam saku celana bagian depan.

Apabila ingin ke patung ini, akses hanya bisa dilakukan melalui pintu masuk Universitas Pattimura, Ambon dan diingatkan untuk tidak mengganggu jalannya aktivitas kampus.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved