Pemdes Wayame Sebut Pengepungan Mes Mahasiswa Papua di Ambon Hoaks
Pemerintah Desa Wayame sebutkan pengepungan mes mahasiswa Papua di Ambon adalah informasi yang tidak benar atau hoaks
"Selama ini, kehidupan masyarakat sangat baik, kalau ada yang menyatakan, ada yang tidak sesuai kami langsung amankan, agar tidak terjadi masalah yang lebih besar," ketusnya.
Pihaknya menambahkan, kehadiran dosen pada saat kejadian bukan sebagai dosen namun, kapasitas sebagai sekretaris RT bukan sebagai dosen.
Baca juga: Asrama Mahasiswa Papua di Ambon Dilempari Batu, Mahasiswa: Kami Bukan Teroris atau Kriminal
"Dosen yang disebut hadir pada saat kejadian merupakan sekretaris RT untuk mengamankan situasi pada malam kejadian," tegasnya.
Seorang dosen yang hadir dalam kejadian tersebut menyatakan, kehadiran pihaknya selaku sekretaris RT bukan, sebagai dosen untuk mengamakan situasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).
Hal itu dikarenakan ada suasana yang tidak kondusif di sekitar lingkungannya.
"Selaku sekretaris desa saya merasa dirugikan dengan pemberitaan bahwa saya dosen padahal, kapasitas saya sebagai sekretaris desa yang hadir untuk mengamankan situasi masyarakat pada lokasi," ungkapnya.
Pihaknya mengamankan masyarakat agar, tidak terprovokasi dan dapat mengacaukan kehidupan masyarakat setempat.
"Saya mencoba meredam kata-kata yang dapat memicu dan memprovokasi sehingga, keamanan terganggu," paparnya.
Sebelumnya, Natan Weya seorang mahasiswa Papua asal Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura kepada TribunAmbon.com mengaku sejumlah kelompok masyarakat tidak dikenal melakukan aksi pelemparan pada Selasa (1/12/2020) pukul 03:25 WIT di Asrama Mahasiswa Papua.
Asrama itu bertempat di BTN Wayame Blok 4 RT 011 RW 06 Desa Wayame Kec Teluk Ambon Kota Ambon.
Masih belum diketahui motif dari aksi pelemparan tersebut, namun diduga pelemparan ini sebagai bentuk penolakan sekelompok warga yang tidak setuju mahasiswa Papua melakukan aksi unjuk rasa memperingati HUT Papua Merdeka.
Weya menyebutkan adanya indikasi campur tangan TNI-Polri pada aksi pelemparan tersebut.
Pasalnya selama sejauh ini hubungan emosional mahasiwa Papua dengan masyarakat sekitar terjalin baik dan tidak pernah ada permusuhan.
Hal berbeda terjadi tepat sehari sebelum aksi mahasiswa Papua akan lakukan aksi 1 Desember peringati Hut Papua Merdeka.
"Setelah itu pukul pukul 03:25 WIT dini hari asrama kami dilempar kelompok warga tidak dikenal, ada indikasi ada permainan TNI-POLRI pada aksi pelemparan tersebut" ungkapnya.
