Pasutri Ambon Bisnis Siasati Dampak Pandemi, Jualan Biji Kopi hingga Minyak Kayu Putih

Sepasang suami istri di Ambon membangun bisnis rumahan menghadapi dampak pandemi Covid-19

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TribunAmbon.com/Insany
Minyak Kayu Putih produk Keboen Kaoem yang siap dikirimkan 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Insany

TRIBUNAMBON.COM - Sepasang suami istri di Ambon membangun bisnis rumahan menghadapi dampak pandemi Covid-19.

Bisnis rumahan yang dinamai Keboen Kaoem ini, bergerak di bidang tanaman, biji kopi dari Pulau Seram hingga minyak kayu putih dari Pulau Buru.  

Bahkan madu asli dari Pulau Wetar, pulau yang bersebelahan dengan Timor Leste. 

Ega dan suaminya, memilih menggunakan media sosial Instagram untuk memasarkan dagangannya.

Bermodal semangat dan niat untuk memacu proses belajar bagi siapapun yang ingin belajar bertanam dan memanfaatkan kearifan lokal Maluku untuk dibisniskan. 

Cerita Pengungsi Gempa Maluku, Lansia Jualan Lapat untuk Beli Air Bersih

‘’Jadilah katong (kami, Red) mulai dengan menyajikan aktifitas tanam apa yang dimakan dan makan apa yang ditanam,’’ ungkap Ega kepada Tribunambon.com, Minggu (27/9/2020). 

Selain itu, kata Ega, Keboen Kaoem juga mengemban tanggungjawab save benih warisan di tengah-tengah maraknya penggunaan benih industri.

Dagangan Keboen Kaoem
Dagangan Keboen Kaoem (TribunAmbon.com/Adjeng)

Mulai mencari tahu dan mengumpulkan sebisa mungkin beragam tanaman asli warisan leluhur yang cenderung tak populer dan sudah lama diabaikan walau belum maksimal hasilnya.

Selain itu, Kebeon Kaoem juga sempat menyediakan beberapa jenis tanaman yang bisa dijual bagi yang membutuhkan. 

Karibo Coffee, Angkringan Romantis Wisata Kuliner di Kota Jawa Teluk Ambon

‘’Banyak kendala yang dihadapi, mulai dari modal yang kecil, lahan yang terbatas hingga sulitnya distribusi, tapi semua itu tantangan,’’ papar Ega. 

Memulai bisnis minyak kayu putih ketika minyak kayu putih mulai banyak dicari orang bahkan sampai luar Maluku.

Dengan modal kecil Ega mulai berbisnis minyak kayu putih dan menerima order dari luar Maluku.

‘’Bagaimanapun, ada kekhawatiran, jika kebutuhan pasar karena pandemi ini terus melonjak, maka peningkatan produksi akan membabi buta."

"Dan sekarang memang sudah terjadi. Ini penuh resiko, krena sedang viral dan banyak permintaan saat ini, ‘’ jelas Ega.

Ega mengaku, keinginan utamanya penyuling daun kayu putih harus juga menerima keuntungan sepadan.

Karena meski sedang viral, penyuling justru menerima hasil yang tak sebanding bahkan jauh di bawah harga minyak dipasaran.

Dia menyebutkan keuntungan minyak kayu putih cukup besar karena banyak permintaan diantaranya dari Makassar, Jakarta, Bogor, Palu, Jogja, Sanana, Depok, Masohi, Sidoarjo, Selayar, Bali, Berau-Kaltim, dan Tobelo.

‘’Keuntungan dari satu gen lima liter, jika hanya menjual yang 150 ml (botol kecil), keuntungan bisa sampai 500-600ribu,’’ jelas Ega.

Menikmati Senja dan Kuliner Kaki Lima di Kawasan Kota Jawa Teluk Ambon

Selain minyak kayu putih, Keboen Kaoem juga berbisnis biji kopi asal Pulau Seram yang juga diambil dari petani lokal dan madu asli dari Pulau Wetar, Maluku Barat Daya. 

‘’Selama Pandemi, kami berusaha bertahan dengan bisnis yang ada karena tidak ada pekerjaan lain yang kami tekuni selain berkebun dan berbisnis apa yang dibutuhkan orang saat ini, ‘’ ungkap Ega.

Menurut Ega, modal memang kendala utama, namun semangat jauh lebih penting saat ini. (*)

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved