Setahun di Pengungsian, Warga Liang Maluku Belum Terima Bantuan Tunai Perbaikan Rumah

Satu tahun sudah, terhitung sejak 26 September 2019 warga Liang menempati kamp pengungsian dusun Rahbang,Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah

Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
(Kontributor TribunAmbon.com, Fandy)
Warga Liang di Pengungsian, Dusun Rahbang, Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah 

Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Fandy

TRIBUNAMBON.COM - Satu tahun sudah, terhitung sejak 26 September 2019 warga Liang menempati kamp pengungsian dusun Rahbang, Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah.

Mereka merupakan korban magnitudo 6.5 pada September 2019 silam.

Setahun itu pula mereka menanti bantuan yang tak kunjung datang.

Menurut warga, pertengahan Juli 2020, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Maluku sudah memberikan bantuan, berupa uang tunai senilai Rp. 250 Ribu hingga Rp. 1.5 Juta sesuai klasifikasi kerusakan.

"Itu uang pembersihan, agar warga membersihkan rumah mereka sebelum dilakukan perbaikan," ungkap Saiful Opir ketika disambangi TribunAmbon, Sabtu sore (26/9/2020).

Lanjutnya dijelaskan, uang pembersihan adalah stimulus awal sebelum bantuan perbaikan rumah dicairkan. Uang tersebut diberikan langsung melalui rekening pribadi para pengungsi.

Seperti dijanjikan pemerintah, bantuan tunai perbaikan rumah untuk kategori rusak ringan senilai Rp. 10 Juta, rusak sedang Rp. 25 Juta dan kerusakan berat mendapat Rp. 50 Juta.

Warga Liang di Pengungsian, Dusun Rahbang, Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah
Warga Liang di Pengungsian, Dusun Rahbang, Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah ((Kontributor TribunAmbon.com, Fandy))

"Hingga kini belum di dicairkan. Namun informasi yang saya terima, bulan depan (Oktober) sudah mulai pencairan tahap pertama," jelasnya.

Senada dengan itu, Acha Lessy menyatakan dalam rekening yang diterima sudah tertera nominal bantuan tunai sebesar Rp. 25 Juta atau 50% dari keseluruhan bantuan.

Namun uang tersebut belum bisa dicairkan. Dia mengaku tidak tau alasan belum dicairkannya uang tersebut. Padahal sudah setahun mereka berada dipengungsian.

"Kami tunggu saja, semoga bisa cepat dicairkan agar bisa segera memperbaiki rumah," ungkapnya.

Sementara itu, pengungsi lainnya mengaku hanya menerima uang pembersihan senilai Rp. 250 Ribu, sedangkan bantuan perbaikan rumah belum sama sekali terkirim di rekeningnya.

"Yang rusak ringan hanya dapat uang pembersihan, tapi kalau bantuan perbaikan belum ada di rekening," ujar Wati Lessy.

Berbeda dengan itu, Nur Rehalat malah tidak sama sekali belum menerima bantuan seperti pengungsi lainnya.

"Tidak tau juga mengapa, padahal yang lain juga sudah dapat," ujarnya.

Dia pun hanya bisa berharap bisa mendapat bantuan agar bisa memperbaiki rumahnya yang terdampak gempa magnitudo 6.5 September silam.

(*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved