35 Kasus DBD Terjadi di Ambon Periode Januari Hingga Juni 2020, 3 di Antaranya Meninggal Dunia

Sepanjang tahun 2020 periode Januari Hingga Juni, Dinas Kesehatan Kota Ambon mencatat terdapat 35 kasus DBD terjadi di kota Ambon

Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Kontributor TribunAmbon.com, Helmy)
Petugas Dinkes Kota Ambon lakukan Foging di Kawasan rawan kasus DBD. 

Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Helmy

TRIBUNAMBON.COM- Sepanjang tahun 2020 periode Januari Hingga Juni, Dinas Kesehatan Kota Ambon mencatat terdapat 35 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di kota Ambon dan 3 diantaranya meninggal dunia.

Untuk itu Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Kesehatan Kota Ambon gencar melakukan Foging atau pengasapan pada kaeasan yang dianggap rawan kasus DBD.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy pelupessy saat dihubungi tribunambon.com Jumat, (3/7/20).

Menurutnya Sebanyak 35 kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) terjadi di kota Ambon sepanjang Januari hingga Juni 2020, dan dari 35 kasus demam berdarah dengue yang terjadi di kota Ambon terdapat 3 kasus kematian yang terjadi akibat penyakit tersebut.

Untuk itu pihaknya gencar melakukan foging atau pengasapan guna membunuh bibit-bibit nyamuk penyebab demam berdara.

Selain itu, Kota Ambon sendiri sementara masuk pada musim penghujan membuat banyak tempat yang menjadi lokasi yang baik untuk pertumbuhan maupun perkembangbiakan nyamuk demam berdarah tersebut.

Sehingga foging yang dilakukan ini langsung menyasar kawasan rawan endemik dan penelusuran terdapat kasus positif DBD.

"Fogging dilakukan disejumlah lingkungan rawan endemik DBD, dimana sudah terdapat kasus positif DBD dan sudah dilakukan Penyelidikan Epidemiologi," ujarnya.

Dikatakan, fogging sendiri dilakukan sesuai dengan permintaan masyarakat yang ada di lokasi endemik untuk membunuh nyamuk yang ada sehingga penyebaran penyakit tersebut dapat diputus.

"Sebelumnya warga dikawasan endemik DBD sangat berharap Pemkot untuk segera melakukan program pengasapan. dengan harapan penyebaran kasus penyakitnya bisa diminimalisir," tuturnya.

Fogging akuinya merupakan kegiatan untuk mencegah pencemaran nyamuk aides aigepty dan dilakukan setiap tahun terutama pada musim penghujan maupun musim pancaroba atau pun ada laporan dari masyarakat.

"Fogging merupakan kegiatan untuk mencegah penyebaran nyamuk aedes aygepti yang dilaksanakan setiap tahunnya saat terjadi pergantian musim untuk menjaga kesehatan masyarakat," tambahnya.

Selain foging, pihaknya juga membagikan bubuk abate untuk diletakan pada tempat yang biasanya menjadi sarang berkembangbiaknya bibit nyamuk demam berdarah.

"Kami juga berikan bubuk abate kepada warga sehingga dapat ditaru pada twmpat penampungan air guna mencega jentik nyamuk aides aegepty hidup disana" terangnya.

Untuk itu warga dihimbau untuk selalu menerapkan polah hidup bersih dengan menjaga kebersihan lingkungan.

Selain menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal Salah satu upaya pencegahan tersebut juga dapat dilakukan dengan menguras bak mandi, menutup bak mandi dan mengubur barang yang berpotensi menampung air disaat hujan (3M).

"Dengan menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan 3M yang selama ini kita sudah sampaikan. Masyarakat harus galakkan lagi 3M di dalam lingkungan masing-masing", terangnya.

Hal ini dilakukan untuk meminimalisir perkembang biakan bibit nyamuk penyebab DBD maupun malaria yang biasa menyerang masyarakat ditengah musim pancaroba.

Pola 3M sendiri, saat ini dapat digalakkan dengan maksimal oleh masyarakat karena kebanyakan masyarakat sekarang ini beraktivitas di rumah akibat adanya pandemi covid 19.

"Banyak masyarakat yang sekarang bekerja dari rumah, untuk itu dapat mengoptimalkan program bersih lingkungan untuk meminimalisir perkembangan bibit nyamuk di kawasan pemukiman masyarakt" ujarnya.

Dikatakan, masyarakat harus menjaga lingkungan sesuai dengan apa yang selama ini telah disosialisasikan oleh pihaknya maupun edukasi di media elektronik.

"Masyarakat harus galakan lagi 3M di dalam lingkungan masing-masing karena semua work for home, tinggal di rumah. Jadi ketika kita tinggal di rumah kita bersihkan halaman, lihat botol-botol yang tidak dipakai, ban-ban bekas itu dikuburkan," tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved