Barack Obama Mengaku Menangis Melihat Video George Floyd Diinjak Polisi hingga Tewas

"Faktanya adalah, di sekian banyak bagian negara ini, ada ketidakpercayaan yang mendalam antara penegakan hukum dan komunitas kulit berwarna."

Editor: Fitriana Andriyani
Daily Mail
Barack Obama 

TRIBUNAMBON.COM - Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam polisi yang menginjak leher warga keturunan Afrika-Amerika, George Floyd.

Akibat aksi tersebut, George Floyd meninggal dunia, Senin (25/5/2020).

Dilansir TribunWow.com dari usatoday.com, Barack Obama mengaku sampai menangis melihat video detik-detik kematian George Floyd, Sabtu (30/5/2020).

 "Aku menangis saat melihat videonya," tulisnya dalam keterangan resmi yang diunggah di Twitter @BarackObama.

Obama menilai bahwa insiden ini tidak 'normal' terjadi di Amerika pada era 2020.

Diketahui, kematian George Floyd telah memicu demonstrasi menentang kebrutalan polisi dan diskriminasi rasial di kota-kota di seluruh Amerika Serikat.

Beberapa protes berubah menjadi kekerasan, termasuk beberapa di Minneapolis Kamis malam, di mana beberapa gedung dijarah dan kantor polisi dibakar.

Obama, presiden kulit hitam pertama negara itu, berbagi bagian dari percakapannya dengan teman-temannya selama beberapa hari terakhir tentang pembunuhan Floyd.

Buntut Tewasnya George Floyd, sang Polisi Didakwa Pembunuhan Tingkat 3, hingga Rumahnya Diamuk Massa

Derek Chauvin Pernah Kerja Bersama George Floyd di Kelab Malam, Sosoknya Dikenal Mudah Naik Pitam

Meskipun banyak orang Amerika berharap bisa kembali hidup 'normal' setelah pandemi Virus Corona dan krisis ekonomi, Obama menulis bahwa banyak orang Amerika diperlakukan secara berbeda karena ras.

Menurutnya hal itu merupakan hal tragis, menyakitkan, menjengkelkan. 

Derek Chauvin, anggota kepolisian yang menginjak leher George Floyd, kerap mendapatkan keluhan hingga berujung tindakan disipliner.
Derek Chauvin, anggota kepolisian yang menginjak leher George Floyd, kerap mendapatkan keluhan hingga berujung tindakan disipliner. (CBS Evening News)

"Jika kita ingin anak-anak kita tumbuh di negara yang sesuai dengan cita-citanya, kita dapat dan harus berbuat lebih baik," tulis Obama.

Memastikan keadilan bagi George Floyd, Obama meminta penegakan hukum dan investigasi atas kasus ini.

Termasuk tentang perlakuan-perlakukan tidak adil yang diterima oleh orang dengan ras tertentu di Amerika.

Sementara itu, Gubernur Minnesota Tim Walz berjanji akan menindak cepat polisi yang terlibat dalam pembunuhan George Floyd.

Sebuah Mobil Tabrak Pendemo dalam Kasus George Floyd, Massa Mengamuk: Ini Mengerikan!

Polisi yang Injak Leher George Floyd Disebut Pernah Coba Bunuh Pria Ini, hingga Menembak Jarak Dekat

Lebih lanjut, Obama juga menceritakan kebrutalan polisi pada warga kulit hitam saat ia menjadi presiden.

"Anda tahu, jika saya memiliki seorang putra, dia akan terlihat seperti Trayvon," katanya menyinggung pembunuhan Trayvon Martin yang berusia 17 tahun pada tahun 2012.

"Faktanya adalah, di sekian banyak bagian negara ini, ada ketidakpercayaan yang mendalam antara penegakan hukum dan komunitas kulit berwarna."

"Beberapa di antaranya adalah hasil dari warisan diskriminasi rasial di negara ini," katanya pada 2014 setelah grand jury di Ferguson, Missouri, memutuskan untuk tidak menuntut pejabat polisi Darren Wilson atas pembunuhan Michael Brown.

Ia juga membahas penembakan yang menyabkan kematian Philando Castile dan Alton Sterling pada tahun 2016.

"Ini bukan insiden yang terisolasi. Itu adalah gejala dari serangkaian perbedaan ras yang lebih luas yang ada dalam sistem peradilan pidana kita," tutur Obama.

Postingan Barack Obama terkait kematian George Floyd, diunggah Jumat (29/5/2020).
Postingan Barack Obama terkait kematian George Floyd, diunggah Jumat (29/5/2020). (Twitter/@barackobama)

Keluarga Tuntut sang Polisi Dihukum Mati

Keluarga George Floyd menuntut agar polisi yang menyebabkan kematian tersebut dihukum mati.

Dilansir TribunWow.com dari mirror.co.uk, Jumat (29/5/2020), hal ini disampaikan oleh Philonise Floyd yang tak terima nyawa George Floyd melayang begitu saja.

Diketahui, George Floyd tewas setelah diinjak polisi di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, pada Senin (25/5/2020).

Kematian George Floyd telah memicu kemarahan di seluruh dunia, dan Philonise Floyd telah mencapnya sebagai sebuah "eksekusi" atau kasus pembunuhan.

Penyebab George Floyd Dibekuk Polisi dan Diinjak hingga Tewas, Pemalsuan Uang Senilai Rp 294 Ribu

Kronologi Kematian George Floyd di Tangan Polisi yang Picu Demonstrasi hingga Kerusuhan di Minnesota

"Orang-orang ini perlu ditangkap, dihukum karena pembunuhan, dan diberi hukuman mati," ucapnya.

"Mereka perlu mendapat hal itu. Mereka mengambil nyawa saudaraku."

"Kami membutuhkan keadilan. Keempat perwira itu perlu ditangkap."

"Mereka mengeksekusi saudara saya di siang hari bolong. Orang-orang harus merekamnya."

"Orang-orang harus melihat itu. Orang-orang memohon agar nyawa (korban) selamat. Anak-anak di luar sana melihat itu. Seharusnya itu tidak disaksikan mereka," pungkasnya.

Sebelumnya Wali Kota Minneapolis Jacob Frey mengatakan korban "dibunuh karena dia berkulit hitam".

"Saya bukan seorang jaksa, tapi biarkan saya berbicara secara jelas, petugas yang menangkap membunuh seseorang," ucap Jacob Frey.

"Mengenai tuduhan yang tepat, saya tidak akan membahasnya."

"Dia akan hidup hari ini jika dia berkulit putih," imbuhnya.

Ia pun menyebut bahwa fakta lapangan yang tampak menuntun pada kasus rasisme di Amerika.

"Fakta-fakta yang saya lihat, yang minimal, tentu menuntun saya ke jalan yang melibatkan ras," kata Jacob Frey.

"Saya tidak tahu apakah ada rasisme eksplisit atau implisit yang terlibat, tetapi rasisme terlibat-mari kita perjelas," sambungnya.

Sementara itu, tunangan George Floyd, Courteney Ross berharap agar tidak ada yang terluka, terutama setelah ada orang yang ditembak mati saat bentrok dengan polisi.

Diketahui, insiden meninggalnya George Floyd membuat warga Amerika Serikat berdemo besar-besaran.

Bahkan mereka tampak merusak sejumlah fasilitas dan kendaraan milik polisi.

"Floyd tidak ingin orang terluka," ucapnya kepada Star Tribune.

"Dia menjalani hidupnya melindungi orang. Itulah kebenarannya," sambung dia.

Diberitakan sebelumnya, seorang polisi Derek Chauvin (44), menekan lututnya di leher George Floyd yang sedang diborgol.

Sementara beberapa petugas polisi lainnya juga ikut menindih tubuh George Floyd di aspal.

Aksi itu diperkirakan terjadi sekitar delapan menit.

Sebuah rekaman yang beredar memperlihatkan George Floyd berbaring telungkup.

Saksi mata menyebut korban terengah-engah dan mengeluh berulang kali.

"Tolong, saya tidak bisa bernapas," ucap George Floyd saat itu.

George Floyd yang saat itu tidak bersenjata dituduh menjadi pelaku pemalsuan uang ketika berbelanja di sebuah restoran.

Polisi menyebut ciri-ciri pelaku pemalsuan uang yang diterima sama persis dengan George Floyd.

Mereka kemudian berusaha menangkap George Floyd.

Setelah pingsan akibat diinjak lehernya, Floyd sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.

Polisi yang terlihat berlutut di leher Floyd dan tiga rekannya yang terlibat dipecat dari departemen kepolisian, ketika FBI membuka penyelidikan.

Departemen Kehakiman AS mengatakan saat ini pihaknya telah melakukan penyelidikan terhadap keterlibatan polisi dalam kematian Floyd sebagai "prioritas utama".

(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Barack Obama Kecam Kematian George Floyd: Aku Menangis saat Melihat Videonya.

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved