Sosok Kim Yo Jong, Adik Kandung Sekaligus Kandidat Terkuat Pengganti Kim Jong Un Pimpin Korea Utara
Siapa yang akan didapuk menjadi Presiden baru bila Kim Jong Un meninggal dunia? Satu-satunya nama yang muncul adalah adik perempuannya, Kim Yo Jong.
Oleh karena itu, Kim Yo Jong digadang-gadang sebagai orang yang membuat semua tugas kakaknya berjalan dengan baik.
4. Anggota Pengganti Biro Politik Komite Sentral
Mengutip Kompas.com, kekuatan politik Kim Yo Jong semakin meningkat saat dia diangkat kembali sebagai anggota pengganti rezim politik yang berkuasa di Korea Utara ini.
Penunjukan itu dipimpin langsung Kim Jong Un.
Tahun lalu Kim Yo Jong sebenarnya sudah menduduki jabatan itu, namun sempat dicopot setelah pertemuan Trump dengan Kim Jong Un tidak mencapai kata sepakat pada KTT Denuklirisasi di Hanoi, Vietnam.

"Pemulihan ini adalah bagian dari kebangkitan Kim Yo Jong baru-baru ini dalam hierarki Korea Utara," terang Ahn Chan-il seorang pembelot dan peneliti Korea Utara.
Sebelumnya Kim Yo Jong dikabarkan pernah mengendalikan urusan negara pada 2014 lalu, karena kakaknya jatuh sakit.
Adik perempuan Kim Jong Un ini juga pernah melakukan perjalanan ke Korea Selatan pada Februari silam demi menghadiri Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang.
Bulan lalu, wanita ini membuat pernyataan publik pertamanya dengan mengecam Korea Selatan sebagai gonggongan anjing yang ketakutan setelah Seoul memprotes latihan militer langsung Korea Utara.
Kemudian pada Maret, Kim Jong Yo secara terbuka memuji Donald Trump karena mengirimi kakaknya surat.
5. Lebih Kejam dari Kakak hingga Kakeknya
Adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong dinilai lebih kejam daripada kakaknya bila berkesempatan memegang kekuasaan Korea Utara.
Kabar itu lebih kuat saat Kim Yo Jong digadang menjadi Presiden Korea Utara di tengah rumor Kim Jong Un sakit hingga meninggal dunia.
Sekarang, para ahli mengklaim bahwa Kim Yo Jong tidak kalah kejam daripada saudara lelakinya jika dia mendapatkan tampuk pimpinan tertinggi Korea Utara.
Prof Natasha Lindstaedt, seorang pakar rezim totaliter, mengatakan kepada Mirror bahwa gender tidak akan menjadi penghalang Kim Yo Jong menjadi tiran baru.