Virus Corona di Ambon
Imbas Corona, Harga Cabai di Ambon Semakin 'Pedas', Naik 4 Kali Lipat
Pasalnya, stok cabai rawit yang semakin langka tersebut membuat pihaknya membeli dari agen dengan harga yang mahal.
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Helmy
TRIBUNAMBON.COM - Saat ini stok alias ketersediaan cabai di pasaran Kota Ambon telah berkurang.
Hal itu terjadi sebagai dampak dari adanya wabah virus corona atau Covid-19.
Secara otomatis juga mempengaruhi harga cabai yang dijual oleh pedagang di pasar tradisional.
• BREAKING NEWS: Pasien Positif Covid-19 di Maluku Jadi 14 Kasus, Terbaru Cucu Pasien 02
Harga cabai rawit hingga saat ini dijual oleh pedagang dengan harga Rp 80 ribu per kilogramnya dari harga normal hanya Rp 15 ribu hingga 20 ribu per kilogramnnya.
Yoyo, seorang pedagang cabai rawit saat di temui oleh TribunAmbon.com di Pasar Mardika mengatakan harga cabai rawit diterapkan sudah sejak satu minggu terakhir.
Pasalnya, stok cabai rawit yang semakin langka tersebut membuat pihaknya membeli dari agen dengan harga yang mahal.
Berikut juga mempengaruhi penjualan yang dilakukan kepada masyarakat di Kota Ambon.
"Cabai rawit ini sudah naik dari tiga hari yang lalu memang naik tinggi sekali dari harga yang cuma Rp 15 ribu per kilogram naik sampai Rp 80 ribu per kilogram sekarang," ujarnya di Pasar Mardika, kemarin Senin (13/4/2020).
Ini Penyebabnya
• Karantina Covid-19 Rasa Vakansi di Hitu Maluku Tengah: Warga Kerasan
Menurutnya, kenaikan harga cabai rawit sendiri dipengaruhi oleh stok yang dipasok dari produsen semakin menipis karena keterbatasan transportasi.
Mengingat dengan ada wabah virus corona membuat masyarakat diimbau untuk tetap berada di rumah dan akses ke Ambon sendiri menjadi berkurang.
Untuk cabai rawit sendiri, lanjutnya, dipasok oleh produsen yang berada di Seram Kabupaten Maluku Tengah.
"Cabai ini diambil dari Seram tapi kendaraan katanya tidak lancar karena ada virus corona sekarang ini," tuturnya.
Selain itu, cabai keriting juga mengalami kenaikan dari harga sebelumnya yang berkisar Rp 15 ribu per kilogram menjadi Rp 25 ribu per kilogram.

Ia mengungkapkan, meski mengalami kenaikan namun penjualan cabai tetap stabil lantaran banyak masyarakat yang tidak ragu membeli cabai meski harga melambung untuk memenuhi kebutuhan masak.
"Meski naik tapi tetap Tidak menurunkan daya beli masyarakat, tetap stabil pak," ungkapnya.
Sementara itu Novita pembeli cabai mengaku sangat terbebani dengan harga cabai yang begitu melambung tinggi.
• Meski Dapat Tertular Kembali, Pasien yang Pernah Positif COVID-19 Akan Sembuh Lebih Cepat
Untuk mengakalinya dia mengurangi jumlah cabai yang dibeli.
"Cabai naik kita jadi bingung, di rumah sudah biasa makan makanan pedas. Terpaksa kita kurangi stok cabai yang dibeli," ungkapnya saat berbelanja di pasar Mardika Kota Ambon.
Dia sama sekali tidak mengetahui alasan kenapa cabai terus melambung tinggi, namun dia menduga adanya pengaruh dari penyebaran wabah corona ini.
"Tanya pedagang mereka juga tidak tahu kenapa naik mas, mungkin pengaruh penyebaran virus corona di Maluku ini," katanya.
Meski demikan Novita tetap berharap agar Pandemi Corona ini cepat usai dan seluruh aktivitas dapat kembali normal lagi.
"Saya hanya harap wabah ini dapat cepat selesai, agar seluruh aktifitas dapat kembali normal lagi," harapnya. (*)