Gunung Anak Krakatau Meletus, Warga Pesisir Ketakutan Ada Tsunami hingga Mengungsi ke Tempat Tinggi

Gunung Anak Krakatau (GAK) meletus pada Jumat (10/4/2020) malam. BMKG memastikan bahwa letusan GAK tersebut tak berpotensi tsunami.

Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
(Dok. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)
Erupsi Gunung Anak Krakatau, Jumat (10/4/2020) malam terpantau kamera pengawas PVMBG.(Dok. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) 

TRIBUNAMBON.COM - Gunung Anak Krakatau (GAK) meletus pada Jumat (10/4/2020) malam.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa letusan GAK tersebut tak berpotensi tsunami. 

Erupsi GAK berdasarkan catatan sensor BMKG, dikatakannya, juga lebih lemah dibandingkan erupsi yang terjadi pada 22 Desember 2018.

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan adanya hal tersebut masyarakat tal perlu panik.

"Hasil monitoring muka laut menggunakan tide gauge di Pantai Kota Agung, Pelabuhan Panjang, Binuangen, dan Marina Jambu menunjukkan tidak ada anomali perubahan muka laut," katanya.

Warga Pesisir Ketakutan

Adanya peristiwa tersebut menyebabkan warga di pesisir Kalianda, Lampung Selatan, Lampung, mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi.

Hal itu mereka lakukan karena takut letusan tersebut akan mengakibatkan bencana tsunami seperti pengalaman sebelumnya.

“Warga di pesisir Kalianda langsung mengungsi ke gunung. Trauma karena tsunami kemarin,” kata Umar, warga Lampung Selatan.

Hal sama juga disampaikan Rahmatullah (Rahmat), warga Pulau Sebesi yang berada 19 kilometer dari Gunung Anak Krakatau.

Menurutnya, akibat letusan itu warga di sekitar pantai memilih untuk mengungsi.

“Tadi warga yang ada tinggal di bibir pantai langsung mengungsi. Ada peringatan tadi,” kata Rahmat.

Dikatakannya, pada Jumat malam itu ia mengaku mendengar letusan GAK sebanyak dua kali. Yaitu pada pukul 22.00 WIB dan 23.00 WIB.

Akibat terjadinya letusan GAK itu menyebabkan hujan abu di daerah tempat tinggalnya saat ini.

“Abunya tebal, dari jam 12 malam tadi turun. Sampai di depan rumah ini masih ada abunya,” kata Rahmat.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved