Virus Corona di Ambon
Curhat WNA Italia yang Dikarantina 14 Hari di Ambon, Vegetarian Tapi Terpaksa Santap Produk Hewani
Sebanyak 69 orang dikarantina di Balai Diklat Keagamaan Kota Ambon, hal ini dilakukan dalam upaya menghentikan penyebaran virus corona (covid-19).
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Adjeng
TRIBUNAMBON.COM - Sebanyak 69 orang dikarantina di Balai Diklat Keagamaan Kota Ambon, hal ini dilakukan dalam upaya menghentikan penyebaran virus corona (covid-19).
Mereka dikategorikan sehat dan diperbolehkan untuk meninggalkan asrama, namun tetap harus menjalani proses isolasi selama 14 hari.
Dua di antara 69 orang tersebut merupakan Warga Negara Asing (WNA) asal Italia dan Perancis.
Dua WNA asal Perancis dan Italia tersebut tidak diperkenankan melanjutkan perjalanan mereka meski kondisinya dalam keadaan sehat.
Mereka saat ini dikarantina bersamaan dengan pemudik dan pendatang lainnya di Balai Diklat Keagamaan Kota Ambon.
Sebanyak 69 tamu yang menempati Balai Diklat Keagaam Kota Ambon dan dikarantina hingga maksimum 14 hari.
Setidaknya sejak Minggu (29/03/2020) balai diklat ini telah menampung 136 tamu.

Mereka merupakan pemudik dan pendatang yang tiba di pintu kedatangan baik di Pelabuhan Yos Sudarso dan Bandara Internasional Pattimura Ambon yang dibawa Pemda untuk dikarantina guna mencegah penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di kawasan Maluku.
Menurut Kepala Balai Diklat Keagamaan Ambon, Muis Riadi, tamu yang menempati gedung asrama D dan Bogenvile di Balai Diklat ini masuk dalam kategori penumpang yang sehat karena tidak adanya gejala-gejala corona virus saat tiba di pintu kedatangan bandara maupun pelabuhan.
Namun, sesuai protab mereka tetap harus dikarantina hingga maksimum 14 hari.
“Balai diklat ini dikhususan untuk mereka yang sehat, dikarantina hingga maksimum 14 hari,” kata Riadi.
Dia menambahkan, namun jika dalam masa proteksi satu kali 24 jam mereka tidak menunjukan adanya indikasi Covid-19 mereka diperbolehkan untuk meninggalkan asrama.
Dan melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan mereka.
• UPDATE Korban Meninggal karena Corona 31 Maret 2020: Italia Tembus 11 Ribu Jiwa, Spanyol 8.000
• 8 Makanan Kaya Vitamin E yang Mampu Tingkatkan Imun untuk Lawan Virus Corona, Bayam hingga Alpukat
• Terdampak Corona, Dana Stimulan Tahap Satu Korban Gempa Ambon Batal Dikucurkan
“Sekarang tersisa 69 orang, sebelumnya 139. Mereka kami ijinkan keluar karena tidak ada gejala sakit seperti demam tinggi dan flu. Mereka memang sehat, cuma harus dipantau selama 24 jam sesuai durasi proteksi,” jelas Riadi.
Dia melanjutkan, ke-69 orang ini seharusnya sudah bisa meninggalkan asrama, namun sebagian besar mereka harus menunggu jadwal keberangkatan baik yang menggunakan kapal laut maupun pesawat.
Namun, hal ini tidak dialami kedua WNA asal PErancis dan Italia ini.
Ditemui Tribunambon.com di asrama Bogenvile, salah satu WNA asal Italia bernama Ariana mengaku dia telah menjalankan pemeriksaan kesehatan dan tidak ada gejala Covid-19.
Namun dirinya tidak diijinkan untuk meninggalkan asrama.
WNA tersebut yang merupakan seorang pelancong ini awalnya berniat hendak mengeksplor keindahan Provinsi Maluku.
Setelah sebelumnya mengunjungi Lombok.
Dia menyadari akan adanya penyebaran virus corona ini di Indonesia, namun menurutnya Maluku lah yang paling aman untuk dikunjungi saat ini.
Ariana tak menyangka akan ada proteksi seketat ini di Maluku.
Pihaknya pun dibawa untuk dikarantina di Balai Diklat Keagamaan karena termasuk kategori sehat.
Dia telah dikarantina sejak hari kedatangannya, Minggu (29/03/2020).
Sesuai dengan durasi proteksi seharusnya dia juga sudah bisa dikeluarkan namun dari pihak balai hanya memperbolehkan dia keluar jika itu tujuannya untuk kembali ke negara asalnya.
WNA Italia tersebut merasa dirinya akan tidak aman di negara asalnya, dan menolak untuk kembali.
Dia lebih memilih melanjutkan perjalanannya di Maluku, namun untuk tinggal di dalam kota Ambon pun dia tidak diijinkan.
Alhasil dia harus menetap di asrama dengan 68 tamu lainnya yang diketahui dalam kondisi sehat.
Sebagai seorang vegetarian, pihaknya merasa tinggal di asrama adalah hal tersulit karena tidak bisa mengkonsumsi produk hewani.
Sulit baginya untuk bisa mendapatkan makanan vegetarian seperti sayur dan buah, dia terpaksa memakan yang disediakan oleh petugas.
Alhasil, beberapa gejala elergi pun ia rasakan.
“Saya pikir mereka (petugas asrama) tidak memikirkan hal ini dengan serius. Sebab, jika saya makan apapun yang disediakan yang mengandung produk hewani, saya bisa mengalami beberapa reaksi seperti tercekik, saya tidak bernapas bisa saja saya mati karena makanan bukan karena corona virus,” katanya.
Diketahui WNA asal Italia tersebut sudah melakukan perjalanan liburannya sejak November 2019 ke Asia Tenggara sebelum adanya Corona Virus.
Kemudian mengunjungi Indonesia pada Februari, sulit baginya untuk bisa kembali ke negara asalnya, Italia.
Dia berharap Pemda Maluku bisa mengijinkan dia meninggalkan asrama seperti tamu lainnya dan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan atau setidaknya tinggal kota ambon dan melakukan isolasi mandiri.
(*)