Virus Corona

Pemakai Lensa Kontak Beresiko Besar Terjangkit Virus Corona, Ini Penjelasan Ahli

Wabah virus corona (Covid-19) mash menjadi momok bagi warga dunia, terlebih setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkannya menjadi Pandemi.

Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Fitriana Andriyani
BLODSKY
Ilustrasi lensa kontak. 

TRIBUNAMBON.COM - Wabah virus corona (Covid-19) mash menjadi momok bagi warga dunia, terlebih setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkannya menjadi Pandemi Global.

Para ahli pun terus berjibaku untuk menemukan vaksin penyembuh virus mematikan yang telah menginfeksi penduduk dunia tersebut.

Dan juga muncul berbagai himbauan-himbauan untuk mencegah penyebaran virus corona makin masif.

Termasuk penggunaan lensa kontak, para ahli menyebut hal tersebut perlu menjadi perhatian khusus.

Untuk mengurangi penyebaran virus pandemi yang menyebabkan Covid-19 , para ahli menyarankan sudah waktunya untuk meletakkan lensa kontak , dan menggantinya dengan kacamata.

Dilansir dari CNN, itu karena mengenakan kacamata dapat membantu Anda berhenti menyentuh wajah Anda, menurut American Academy of Ophthalmology.

Lantas pengguna lensa kontak, mereka juga menyentuh mata dan wajah mereka jauh lebih banyak daripada orang yang tidak memakai kontak, kata Dr. Thomas Steinemann, juru bicara klinis untuk Akademi Oftalmologi Amerika.

"Anda menyentuh mata Anda dan kemudian menyentuh bagian lain dari tubuh Anda," kata Steinemann, dokter mata di MetroHealth Medical Center di Cleveland, Ohio.

Ahli tersebut mengatakan langkah tersebut lebih kepada untuk leboh mencegah virus corona menjangkiti tubuh manusia.

Terlebih disebutkan bahwa coronavirus baru ini dapat menyebabkan konjungtivitis, suatu kondisi yang sangat menular yang juga dikenal sebagai mata merah muda.

Update Virus Corona Ambon: Pihak Bandara Udara Internasional Pattimura Bantah Adanya Penutupan

Konjungtivitis adalah peradangan pada lapisan jaringan transparan yang tipis, yang disebut konjungtiva, yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata.

"Konjungtiva adalah selaput lendir yang dimodifikasi, seperti bagian dalam mulut Anda atau bagian dalam hidung Anda atau rongga hidung dan faring," kata Steinemann.

"Selaput lendir tersebut lembab dan bagus dan ramah untuk virus, dan sebenarnya ada banyak organisme yang dapat menempel dengan mudah pada konjungtiva Anda, atau dalam hal ini, menempel pada lensa kontak yang juga bertumpu pada konjungtiva Anda," tambahnya.

Gejala konjungtivitis termasuk robek, gatal atau terbakar, penglihatan kabur, merah atau "merah muda" pada bagian putih mata, nanah, lendir dan cairan berwarna kuning yang dapat mengerak di atas bulu mata, seringkali saling menempelkan mata setelah tidur.

Laporan dari Tiongkok dan seluruh dunia menunjukkan bahwa sekitar 1% hingga 3% orang dengan Covid-19, juga menderita konjungtivitis.

Hal ini tentunya mengkhawatirkan karena coronavirus dapat menyebar dengan menyentuh cairan dari mata orang yang terinfeksi, atau dari benda yang disentuh orang yang kemudian membawa cairan tersebut.

Berita itu menyebabkan lebih dari selusin organisasi mata nasional memberi tahu dokter spesialis mata untuk berhenti menemui pasien untuk perawatan darurat atau ringan, seperti cedera mata.

Sebuah studi yang baru dirilis oleh American Academy of Ophthalmology tidak menemukan bukti bahwa orang dengan Covid-19 mengeluarkan virus dari air mata mereka, tetapi tidak ada seorang pun dalam penelitian ini yang mengalami konjungtivitis.

Jadi masih belum diketahui apakah coronavirus novel dapat disebarkan dengan air mata.

Jangan panik

Ilustrasi mata merah
Ilustrasi mata merah (web)

Itu tidak berarti bahwa mata merah atau merah muda akan menjadi tanda Covid-19, para ahli menekankan.

Coronavirus novel, juga disebut SARS-CoV-2, hanyalah salah satu dari banyak virus yang dapat menyebabkan konjungtivitis.

Sangat umum sehingga tidak mengejutkan bagi para ilmuwan bahwa virus Covid-19 yang baru ditemukan ini akan menyebabkan gangguan pada selaput lendir di mata.

"Ada banyak organisme yang dapat menempel dengan mudah pada konjungtiva Anda, atau dalam hal ini, menempel pada lensa kontak yang juga bertumpu pada konjungtiva Anda," kata Steinemann.

Ada banyak virus dan bakteri yang menyebabkan flu biasa yang bisa menyebabkan mata berwarna merah jambu, seperti jamur, amuba ataupun parasit.

Reaksi alergi terhadap asap atau debu, shampoo, chlorine di kolam renang, bahkan obat tetes mata bisa menjadi penyebab.

Ditambah lagi, ada banyak penyebab lain dari mata berwarna merah jambu, yakni alergi musiman, atau saluran mata yang tersumbat atau semacam "jerawat mata".

Juga chalazion, yang merupakan peradangan kelenjar di sepanjang kelopak mata, blepharitis, peradangan lain atau infeksi kulit di sepanjang kelopak mata, atau iritis, radang bagian berwarna mata Anda yang disebut iris.

Tidak satu pun dari kondisi itu yang menular

Walau Ditutup Lantaran Virus Corona, Pantai Natsepa Maluku Justru Ramai Diserbu Pengunjung

MUI Maluku Tiadakan Salat Jumat di Masjid, Diganti Dengan Salat Dzuhur di Rumah

Meski begitu, mata merah muda atau merah bisa menjadi satu tanda lagi bahwa Anda harus menghubungi dokter, lantaran bisa menjadi gejala Covid-19, selain demam, batuk, atau sesak napas.

Atau bisa juga alergi, terutama jika Anda sudah bersin dan mata dan hidung Anda gatal.

Dokter Steinemann juga mengatakan yang terpenting saat ini adalah untuk leboh menjaga kebersihan dan menjaga kesehatan.

Terlebih bagi pengguna lensa kontak untuk terus menjaga tangan selalu steril, dan tidak asal menyentuh wajah.

"Ini bukan waktunya untuk mengambil jalan pintas," kata Steinemann.

"Selalu cuci tanganmu, selalu gunakan pembersih tangan. Jangan menyentuh wajahmu. Jangan menggosok matamu. Dan desinfeksi lensa kontakmu," tutupnya.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved