Prabowo Jadi Menhan Membahayakan, Putri Presiden Ke-4: Panggung Kekuasaan Enak
Prabowo Jadi Menhan Membahayakan, Putri Presiden Ke-4: Pangguung Kekuasaan Enak, simak tanggapan aktivis dan politis ini
"Termasuk Pak Prabowo yang tadinya berhadap-hadapan dengan Pak Jokowi," ungkapnya.
Akibat itu, Yenny Wahid justru menilai membahayakan.
Pasalnya, tidak ada lagi pihak yang memiliki pengaruh besar untuk mengkritisi negara.
"Nah jadi apa namanya hegemoni inilah yang kemudian menjadi ancaman terbesar."
"Karena tidak ada orang yang punya cukup komitmen untuk mau menghadapinya, tetapi cukup punya resources," kata dia.
Yenny Wahid mengaku memang masih ada masyarakat yang kritis dari pemerintah, namun mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup besar.
"Dalam artian begini memang ada suara-suara dari masyarakat sipil yang berusaha untuk bersikap kritis tetapi tidak cukup punya power untuk menghadapi represi dari kelompok-kelompok ini," jelasnya.
Dengan kondisi ini, kekuasaan akan menjadi lemah namun sekaligus kuat.
Lemahnya adalah ketika negara harus menghadapi kelompok-kelompok yang beroposisi dengan pemerintah menggunakan isu agama.
"Di satu sisi oligarki menguat negara di satu juga melemah menghadapi kelompok-kelompok yang menggunakan isu-isu sektarian," kata perempuan 45 tahun ini.
Lihat videonya mulai menit ke-9:30:
Azyumardi Azra Duga Prabowo Jadi Menteri demi Pilpres 2024
Pada kesempatan yang sama, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra menduga adanya upaya Prabowo Subianto mencalonkan diri di Pilpres 2024.
Dilansir TribunWow.com, Azyumardi Azra menyebut ada keuntungan yang diperoleh Prabowo Subianto seusai masuk dalam Kabinet Indonesia Maju.
Diketahui, Prabowo Subianto kini menduduki posisi Menteri Pertahanan (Menhan) setelah sebelumnya bersaing dengan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019.
Melalui tayangan YouTube KompasTV, Rabu (18/12/2019), Azyumardi Azra menyebut demokrasi di Indonesia kini tak lagi seperti apa yang diharapkan.