Penyebab Presiden Jokowi Ngamuk Setelah 1 Guru dan 1 Murid di Pasuruan Meninggal

Ini penyebab Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah alias ngamuk setelah 1 guru dan 1 murid di Pasuruan meninggal

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Tribunnews.com/ Seno Tri Sulistiyono
Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/9/2019). 

TRIBUNAMBON.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kemarahannya terkait tender elektronik konstruksi yang dikerjakan dipenghujung tahun.

Hal ini ia sampaikan dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 2019 di Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Buruknya kualitas gedung berawal dari lambatnya dari proses lelang sebuah proyek.

Viral Gadis Pembawa Baki Paskibra Buleleng Bali Tewas, Kata Dokter Soal Organ Tubuh Desak Tiara

Tender yang mepet akan membuat pekerjaan proyek konstruksi terburu-buru.

Sehingga bangunan akan memiliki kualitas mudah ambruk dan cepat rusak.

Jokowi tidak memungkiri ambruknya Sekolah Dasar Negeri Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, karena adanya pekerjaan proyek konstruksi yang terburu-buru.

Diketahui SDN Gentong ambruk hingga menelan jiwa, satu guru dan satu muridnya tewas saat proses belajar mengajar karena bangunan roboh.

Presiden RI ini sangat mempertanyakan e-tendering tersebut.

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo ((KOMPAS/WISNU WIDIANTORO))

"Lepas Agustus masih urusan konstruksi masih lelang itu gimana," ujar jokowi di lansir dari kanal YouTube metrotvnews (7/11/2019). 

Gempa Sering Terjadi Hari Kamis & Hoaks Tsunami, Polda Maluku Patroli Laut Buktikan Kondisi Aman

Idealnya tender diproses pada awal tahun, bukan akhir tahun.

Supaya pekerjaannya tidak serba cepat dan memiliki kualitas bangunan yang bagus dan kokoh.

Namun, masih banyak tender yang sedang berjalan di bulan November ini.

Pada akhirnya berimbas pada kualitas bangunan.

Jokowi dengan nada tinggi menunjukkan contoh akibat dari pekerjaan proyek yang serba terburu-buru.

"Akhirnya apa, ya kualitasnya pasti jelek jembatan ambruk ya kayak gini ini karna ini november masih tender gimana, SD ada yang ambruk, gedung, karena apa ya gini ini" ujarnya.

Ia sangat menyayangkan adanya pengerjaan proyek bangunan di bulan hujan ini.

Hal ini akan memaksakan pekerjaan untuk selesai dengan cepat.

Sehingga proyek konstruksi yang dikerjakan secara asal -asalan.

"Kerja cepat-cepatan dan pas kerja pas bulannya basah pas bulan hujan, ya sudah ngertilah kita, nggak mungkin lah kita membuat konstruksi semua pekerjanya kerja pakai payung, udah bohong lah kayak gitu" ujar Jokowi.

Namun Jokowi tidak memungkiri, hal seperti ini bukanlah hal yang pertama terjadi.

Proses tender yang selalu mempet ini sudah terjadi berulang-ulang di setiap tahunnya.

"Tapi kenyataannya ini masih banyak sekali itu tiap tahun kita ulang - ulang terus kesalahan - kesalahan seperti ini," ungkap Jokowi.

Untuk itu, Jokowi menghimbau agar tidak terulang lagi kejadian seperti ini.

Karena bagaimana pun yang rugi adalah masyarakat.

"Kesimpulannya jelas sekali jangan seperti ini kita ulang lagi," tegasnya.

Presiden RI ini berjanji seandainya tahun depan ada laporan terkait e tendering seperti itu lagi, Jokowi akan turun tangan langsung.

"Tahun depan nanti kalau ada laporan lagi Pak Roni, e-tandering seperti itu akan saya lihat di kabupaten mana, di kota apa, di provinsi mana, atau di kementrian apa," ujarnya.

Jokowi juga meminta agar semua pihak ikut mengawasi proses e tender proyek pemerintah
termasuk pembangunan gedung sekolah.

Presiden meminta untuk peristiwa atap gedung sekolah yang ambruk tidak terjadi lagi gara-gara proyek yang asal-asalan.

Dikutip dari Tribunnews.com, Ia juga menghimbau untuk adanya perubahan pola pikir, sehingga e-tendering dapat dilakukan di awal tahun. 

"Mindset harus diubah. Bulan Januari, ayo langsung main di tahun awal, kerja enak, kualitasnya pasti baik, kontraktornya juga tidak dikejar-kejar, kaya dikejar kejar hantu," imbuh Jokowi.

Presiden Berkunjung, Pengungsi Gempa Ambon: Semoga Jokowi Merasakan Apa yang Selama Ini Kami Alami

Hal itu wajib dilakukan, karena tidak dipungkiri, uang yang digelontorkan tidaklah sedikit.

Dalam laporan Ketua Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Roni Dwi Susanto, sampai November 2019, ada pekerjaan senilai Rp 39 triliun sedang berproses disistem e-tendering, termasuk pekerjaan kontruksi Rp 31,7 triliun.

Adanya pekerjaan proyek konstruksi yang terburu-terburu untuk kerja cepat, ditambah dikerjakan pada musim penghujan, sudah terlihat siapa yang dirugikan dan diuntungkan. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tender Mepet, Presiden Joko Widodo Ngamuk Singgung Sekolah Ambruk hingga Telan Jiwa
Penulis: Isnaya Helmi Rahma

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Perang Melawan Tambang Ilegal

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved