Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987, Kecelakaan Kereta Terburuk, 156 Orang Tewas

Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987, terjadi kecelakaan kereta api terburuk sepanjang sejarah, 156 orang tewas, masinis selamat, simak kesaksiannya!

Editor: Fitriana Andriyani
kolase Kompas.com/Duddy Sudibyo & tangkap layar Youtube Kisah Tanah Jawa
Pengakuan Masinis yang Selamat dari Tragedi Bintaro 1987: Ada yang Bilang Saya Loncat, Itu Bohong Sekali, Itu Fitnah! 

Namun alangkah terkejutnya ia ketika dari arah berlawanan, tampak KA 220 dari stasiun Kebayoran.

"Saya terus narik rem bahaya, ternyata gagal, tidak bisa berhenti, tetep terjadi tabrakan," papar Slamet.

Dalam kondisi terluka parah, Slamet kemudian dibawa oleh seorang perempuan ke rumah sakit dengan mobilnya.

Meski wajahnya bersimbah darah, Slamet masih mengantongi PTP di sakunya.

PTP tersebut jadi satu-satunya bukti Slamet bahwa dirinya tidak bersalah.

Hari Ini dalam Sejarah: Kronologi Gerakan 30 September atau G30S, Detik-detik Pembantaian 7 Jenderal

Bercak darah di PTP itu membuat hakim percaya bahwa Slamet tidak loncat dari lokomotifnya.

Penderitaan Slamet tak berhenti sampai di situ.

Slamet akhirnya harus menjalani hukuman penjara selama kurang lebih 3 tahun 3 bulan.

Karena hal itu, istrinya pun meninggalkannya dan minta cerai.

Usai keluar dari penjara, Slamet pun harus menelan kenyataan pahit lantaran istrinya sudah direbut rekan sesama masinis.

Namun Slamet berusaha ikhlas atas keadaan tersebut.

Saat ini ia hanya menuntut hak uang pensiunannyaa dikeluarkan seperti pegawai lainnya.

Demi menyambung hidup, Slamet kini bekerja sebagai pedagang asongan.

 

Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Semanggi II 24 September 1999, Demo Tolak RUU PKB, Korban Berjatuhan

Analisis Kecelakaan

Dilansir dari Kompas.com, Peristiwa bermula atas kesalahan kepala Stasiun Serpong memberangkatkan KA 225 ke Stasiun Sudimara, tanpa mengecek kepenuhan jalur KA di Stasiun Sudimara.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved