Tak Mendapatkan Penanganan Medis yang Baik, 2 Pengungsi Gempa Ambon Meninggal di Tenda Darurat

Dua korban gempa di Ambon, Maluku, meninggal dunia saat mengungsi di dua lokasi pengungsian di kawasan Passo, Kecamatan, Baguala.

Editor: Fitriana Andriyani
kompas.com Rahmat Rahman Patty
Pengungsi di Seram Bagian Barat 

TRIBUNAMBON.COM - Dua korban gempa di Ambon, Maluku, meninggal dunia saat mengungsi di dua lokasi pengungsian di kawasan Passo, Kecamatan, Baguala.

Kedua pengungsi yakni Emus Elwar yang meninggal dunia di lokasi pengungsian Waimahu, kawasan Transit Passo.

Kemudian, Ariance Resbal yang meninggal dunia di tenda darurat pengungsian di kawasan perbukitan lapangan tembak SPN Passo Ambon.

Salah seorang warga Passo, Yaohanes Ubra mengatakan, kedua korban meninggal dunia di dua lokasi pengungsian tersebut pada Minggu (29/9/2019) kemarin.

Terkini Gempa Ambon: 30 Warga Tewas, Ribuan Pengungsi Bertahan Sampai BAB Sembarangan

“Pertama itu korban Emus Elwar itu meninggal pukul 05.00 WIT, dan satunya itu Ariance meningal tadi malam,”kata Yohanes, Senin (30/9/2019).

Menurut Yohanes, kedua korban meninggal dunia karena sakit dan tidak mendapat penanganan medis dengan baik di tenda darurat.

”Dong (mereka) sakit, tidak dilayani dengan baik selama di lokasi pengungsian,”ujar Yohanes.

Saat dikonfirmasi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon Demy Paays membenarkan kabar dua pengungsi di kawasan Passo meninggal dunia pada Minggu kemarin.

“Iya, iya betul ada dua orang yang meninggal dunia,” kata Kepala BPBD Demy Paays saat dihubungi Kompas.com.

Dengan demikian, jumlah korban tewas akibat bencana gempa di Kota Ambon bertambah menjadi 13 orang.

”Sekarang, jumlah yang meninggal dunia sudah 13 orang,”kata dia.

Gempa magnitudo 6,8 mengguncang Pulau Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat pada Kamis (26/9/2019).

Adapun, lokasi gempa berada pada titik koordinat 3.38 Lintang Selatan,128.43 Bujur Timur atau berjarak 40 kilometer Timur Laut Ambon-Maluku, dengan kedalaman 10 kilometer.

Akibat gempa tersebut tercatat 30 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Selain korban jiwa, gempa tersebut juga mengakibatkan kerusakan rumah-rumah warga, sekolah, rumah ibadah, perkantoran dan fasilitas publik lainnya.

Prakiraan Cuaca BMKG Ambon dan Sekitarnya Hari Ini Senin 30 September 2019, Angin Kencang di Buru

Kisah Pengungsi

Kondisi ribuan pengungsi di kawasan Lembah Argo, Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Maluku, seungguh memprihatinkan.

Pasalnya, tidak ada satupun petugas medis di lokasi tersebut. Padahal, banyak di antara pengungsi yang sedang sakit.

Di lokasi pengungsian ini terdapat belasan tenda darurat yang dibuat warga sekitar untuk menampung lebih dari 1.000 pengungsi.

Baca juga: Fakta Lubang Sebesar Sumur Pascagempa di Ambon, BMKG Sebut Fenomena Sand Boil

Para pengungsi terdiri dari warga lanjut usia, orang dewasa hingga bayi dan anak-anak.

Ribuan korban gempa itu mengungsi ke lokasi tersebut sejak gempa bermagnitudo 6,8 mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya pada Kamis (26/9/2019) lalu.

“Di sini ada beberapa orang tua yang sedang sakit, itu Ibu saya yang lagi duduk itu juga sedang sakit. Ada juga beberapa ibu hamil, yang satunya itu menderita asma,”kata Rison Tandipura (37) saat ditemui Kompas.com di lokasi tersebut, Minggu (29/9/2019).

Fenomena Aneh, Banyak Lubang Sebesar Sumur Muncul setelah Gempa 6.8 SR Ambon, Ini Penjelasan BMKG

Menurut Rison, banyak pengungsi di lokasi tersebut juga mulai mengeluhkan pusing dan sakit kepala.

Sayangnya, tidak ada obat-obatan yang tersedia, termasuk tenaga medis untuk memeriksa kesehatan para pengungsi.

“Waktu hari pertama itu ada 4 tenaga medis dari Puskesmas yang datang, tapi setelah itu mereka tidak lagi datang sampai sekarang. Padahal ada banyak pengungsi di sini yang sangat membutuhkan mereka,”ujar Rison.

Seorang pengungsi bernama Robet Kawilarang (70) meninggal dunia pada Jumat lalu. Korban meninggal dunia dalam kondisi sakit saat gempa susulan terus mengguncang Kota Ambon.

Menurut Rison, saat korban dalam keadaan sakit, tidak ada petugas medis yang datang untuk memberikan petolongan.

Sely Tiwery salah seorang pengungsi lainnya mengatakan, Pemerintah Kota Ambon seharusnya dapat membangun posko kesehatan di lokasi tersebut.

Apalagi, ada ribuan pengungsi yang dalam kondisi sangat memprihatinkan di kawasan itu.

“Harusnya dibangun posko kesehatan di sini, itu ada beberapa ibu hamil dan orang tua yang sakit, anak-anak dan bayi,”ujar Sely.

Sely sendiri mengaku ikut mengungsi bersama keluarganya ke lokasi tersbeut setelah rumahnya mengalami kerusakan parah saat gempa terjadi.

Fenomena Aneh, Banyak Lubang Sebesar Sumur Muncul setelah Gempa 6.8 SR Ambon, Ini Penjelasan BMKG

Namun, hingga hari ini belum ada bantuan apapun dari Pemerintah Kota Ambon kepada mereka di lokasi tersebut.

“Setiap hari nama-nama kami ini didata, baik dari kecamatan maupun dari dinas terkait. Tapi tidak pernah ada bantuan yang datang. Hanya memang kemarin itu dari Tagana bawa 200 nasi bungkus, tapi itu tidak cukup. Kami di sini ada seribu lebih,”kata Sely.

Adapun, tenda-tenda yang dibangun serta tikar yang ada di lokasi pengungsian merupakan tenda para pengungsi sendiri dan sisanya bantuan dari mahasiswa.

Selain tidak ada obat-obatan dan tenaga medis, pengungsi di kawasan tersebut juga mengeluhkan kesulitan air bersih dan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK).

Untuk buang air besar, pengungsi harus menumpang di rumah-rumah warga di sekitar lokasi pengungsian.

“Air untuk masak dan minum itu kita beli setiap hari. Kalau mau buang air, kita harus minta bantu ke warga di sini,”ujar Yos Hengkesa.

Pemerintah diharapkan dapat menyediakan air bersih bagi para pengungsi yang ada di lokasi tersebut.

Selain itu, dia juga berharap agar pemerintah dapat segera menyalurkan bantuan kepada ribuan pengungsi di lokasi itu.

“Di sini kita tidak pernah mendapat bantuan, padahal kita juga pengungsi yang butuh selimut, sembako, tikar dan tenda. Di sini setiap malam kita tidur berhimpitan, jadi tolong lihat kita juga di sini, jangan pilih-pilih,”kata Yos.

(Kompas.com Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Pengungsi Korban Gempa Ambon Meninggal di Tenda Darurat" dan "Pengungsi Gempa Ambon: Tiap Hari Kami Didata, tapi Tak Pernah Datang Bantuan".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved