Update Rusuh di Wamena Papua: 10 Orang Tewas, 65 Luka-luka, Pengungsi Kekurangan Makanan

Sebanyak 16 warga dilaporkan tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua pada Senin (23/9/2019). Sementara para pengungsi kekurangan makanan.

Editor: Fitriana Andriyani
HO/Tribunnews.com
Sebanyak 16 warga dilaporkan tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua pada Senin (23/9/2019). Sementara para pengungsi kekurangan makanan. 

Ia mengaku rumahnya habis dibakar dan memilih mengungsi ke rumah anggota polisi bersama keluarga.

Penyebab kerusuhan di Wamena pada Senin (23/9/2019) adalah kabar hoaks yang menyebutkan seorang guru melontarkan perkataan rasis pada siswanya.
Penyebab kerusuhan di Wamena pada Senin (23/9/2019) adalah kabar hoaks yang menyebutkan seorang guru melontarkan perkataan rasis pada siswanya. (HO)

Warga Wamena memilih mengungsi karena takut kerusuhan susulan terjadi.

Lebih lanjut, Jenab mengungkapkan warga yang mengungsi saat ini mulai kekurangan makanan karena toko bahan makanan ditutup.

Jenab berharap pemerintah ataupun pihak swasta bisa membantu para pengungsi.

"Kami berharap pemerintah ataupun pihak swasta membantu kami yang kekurangan makanan."

"Kami juga butuh baju karena yang kami bawa cuma baju di badan saja," tutur Jenab, Senin.

Warga Wamena lainnya, Paris, mengaku belum tahu kondisi rumahnya saat ini pasca-kerusuhan.

"Kami berharap Wamena normal kembali dan rumah kami juga utuh," harap dia.

Polisi dalami kabar hoaks penyebab kerusuhan di Wamena

Saat ini, polisi tengah mendalami kabar hoaks yang menjadi penyebab kerusuhan di Wamena, Papua.

Aksi unjuk rasa tersebut sebelumnya diberitakan terjadi karena adanya dugaan perkataan bernada rasisme yang diucapkan guru pada siswa.

Namun, Polri kemudian mengungkapkan kabar tersebut adalah hoaks.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019). (Tribunnews.com/ Vincentius Jyestha)

"Boleh dikatakan sebaran berita hoaks tersebut lah yang memicu kejadian-kejadian yang ada di sana. Saat ini sedang ditangani," terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Divisi Polri, Jakarta Selatan, Senin, seperti mengutip Kompas.com.

Senada dengan Dedi, Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja sudah memastikan guru yang disebut dalam kabar hoaks tidak melontarkan perkataan bernada rasisme.

"Guru tersebut sudah kami tanya dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kami pastikan."

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved