Berbagai Dampak Rusuh di Jayapura Papua, Kerusakan, Gangguan Operator hingga Sekolah Diliburkan

Berbagai dampak kerusuhan di Jayapura, Papua. Perusakan fasilitas umum, gangguan operator hingga sekolah diliburkan.

Penulis: Fitriana Andriyani | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Banjir Ambarita/Tribunnews.com
Berbagai dampak kerusuhan di Jayapura, Papua. Perusakan fasilitas umum, gangguan operator hingga sekolah diliburkan. 

Sekolah Diliburkan

Aksi rusuh di Jayapura menimbulkan ketakutan tersendiri bagi masyarakat penduduk.

Hal itu membuat masyarakat lebih memilih untuk berdiam diri di rumah mengantisipasi terjadinya aksi anarkis susulan.

Aktivitas perekonomian pun lumpuh hingga pemerintah memutuskan untuk meliburkan semua aktivitas, termasuk sekolah.

“Kami liburkan dulu. Namun kami belum bisa memastikan sampai kapan. Semoga situasi segera kondusif,” ungkap Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru.

Rustan Saru saat menemui warga di Entrop, Distrik Jayapura Selatan menjelaskan, pihaknya akan menjamin keamanan masyarakat.

“Saya minta masyarakat tetap tentang. Jangan kita balas perbuatan mereka. Kami pemerintah menjamin keamanan masyarakat,” ungkapnya kepada masyarakat Entrop, Jumat (30/8/2019) pagi.

Rusuh di Jayapura Papua, Massa Berbuat Anarkis pada Aparat, Lempar Batu hingga Rusak Mobil Dandim

Razia dan Bakar Kendaraan yang Melintas

Dari pantauan Kompas.com, ribuan pendemo hingga Kamis (29/8/2019) malam bertahan di halaman kantor Gubernur Jalan Soa Siu Dok 2, Distrik Jayapura Utara.

Sementara di pusat perekonomian Kelapa II Entrop, Distrik Jayapura Selatan, yang jaraknya sekitar 2,5 km, ratusan warga terlihat berjaga-jaga.

Bahkan mereka melakukan razia terhadap setiap kendaraan yang melintas dan terlihat lebih dari 10 mobil di tengah jalan terlihat dibakar.

Asap pun masih terlihat sampai saat ini, lantaran beberapa kios dan ruko yang dibakar tak ada yang memadamkan.

Di lokasi itu pula, ada massa tandingan yang membawa bendera merah putih mengamankan lokasi di sekitar Entrop.

Hal itu guna mencegah adanya pembakaran kembali.

Aparat keamanan terlihat berada di Jalan Koti tidak jauh dari kantor Grapari Telkomsel yang dibakar massa.

Mereka juga merazia setiap kendaraan yang melintas.

Sementara itu menyikapi kondisi yang terjadi, sekitar 1200 personil Brimob dari Kelapa II Depok, dikabarkan telah telah tiba di Kota Jayapura, malam tadi.

Bukti Serda Rikson Gugur Jaga Gudang Senjata Rusuh di Papua, Perusuh Incar Senjata dan Aparat Lagi?

Ribuan Warga Trauma dan Mengungsi ke Markas TNI AL

Kondisi Kota Jayapura yang tak dapat diprediksi membuat ribuan warga memilih untuk mengungsi ke Markas TNI AL.

Warga merasa takut dan trauma sehingga memilih untuk mengungsi ke Markas TNI AL, di Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura.

Traumatik itu muncul sebab sejumlah massa yang melakukan unjuk rasa masih berada di halaman Kantor Gubernur dan dikhawatirkan terjadi kerusuhan susulan.

"Kondisi kami lagi trauma. Kami takut kalau massa balik dan melakukan pengerusakan dan penjarahan, hingga pembakaran. Itu yang buat kami mengungsi," kata seorang pria yang biasa di sapa Jojo saat ditemui lagi berjaga-jaga di Jalan Raya Entrop.

Jojo mengatakan, pengungsi kebanyakan anak-anak dan perempuan.

"Kita pria berjaga-jaga. Karena ini bukan lagi menyampaikan aspirasi. Mereka merusak dan membakar, bahkan melakukan penjarahan. Jadi kami bersatu," katanya.

(TribunAmbon.com/Fitriana Andriyani)

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved