Hasil Koordinasi Menteri dan Aparat, 7 Poin Penting Ini Harus Dilakukan setelah Rusuh di Papua
Inilah 7 poin penting yang harus dilakukan setelah rusuh di Papua seperti yang disampaikan menko Polhukam Wiranto
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha | Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNAMBON.COM - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto, menyampaikan tujuh poin penting atas kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah di Papua pada Senin (19/8/2019) hari ini.
Tujuh poin yang disampaikan Wiranto merupakan hasil koordinasi dari pemerintah, TNI, Polri, dan Forkompimda Papua.
Poin-poin penting yang disampaikan Wiranto termasuk ajakan untuk tak terprovokasi oleh berita hoaks hingga perintah aparat agar melakukan pengamanan persuasif.
Seperti dikutip dari siaran Kompas TV, Wiranto menggelar jumpa pers menanggapi kerusuhan di Papua.
• Kerusuhan di Manokwari, Gedung DPRD Dibakar Diduga Protes Ditangkapnya Mahasiswa Papua di Surabaya
Wiranto ditemani Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, dan Tenaga Ahli Kepala Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin.
Di depan awak media, Wiranto juga meminta tolong dan mengucap terima kasih kepada jurnalis yang telah menyampaikan berita update speutar kerusuhan di papua.
Kabar dari awak media menurutnya juga dapat mengeliminasi berita bohong hingga kabar hoaks yang berkembang di masyarakat.
Inilah poin-poin penting pernyataan Wiranto hasil koordinasi pemerintah atas kerusuhan di Papua dikutip dari siaran Breaking News di Kompas TV.
• Penyebab Rusuh di Manokwari Papua Barat, Gubernur Jatim Khofifah Minta Maaf: Jogo jawa Timur
• Gempa Hari Ini: BMKG Catat Gempa 5.0 SR Guncang Labuha Maluku Utara, Susul 3 Gempa Sebelumnya
1. Kita baru saja memperingati peringatan Hari kemerdekaan ke-74 di semua daerah secara meriah, khidmat dan berarti, salah satu tujuannya mengingatkan kita persatuan Indonesia untuk tetap dirawat dan dijaga.
2. Pemerintah menyesalkan insiden yang berkembang tentang pelecehan bendera Merah Putih, diususul pernyatan negatif oknum yang memicu aksi di Papua.
3. Telah menginstruksikan untuk melakukan pengusutan yanga adil bagi siapaun yg melakukan kejahatan secara hukum.
4. Saya memberikan apresiasi kepada Gubernur Jawa Timur secara terbuka meminta maaf atas apa yang terjadi di Jawa Timur.
5. Saya juga memberikan pareisasi kepada Gubernur Papua yang telah menyampaikan pernyatan dan imbauan untuk semua pihak agar warga tak memprovokasi.
6. Saya imbau kepada seluruh masyarakat agar tidak terengariuh terhadap berita negatif yang berusaha memprovokasi.
7. Pemerintah memberikan jaminan sepenuhnya untuk terpeliharanya stabilitas kemanan seluruhnya, kepada aparat keamanan TNI dan Polri kita instruksikan untuk melalukan tindakan persuasif dan terukur.
Gubernur Minta Maaf
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta maaf kepada masyarakat atas penyebab kerusuhan di Manokwari, Papua Barat.
Gubernur Khofifah mengucapkan permintaan maaf di hadapan awak media dalam wawancara di jawa Timur, didampingi Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang tengah meninjau keamanan di Surabaya, Jawa Timur.
Permintaan maaf dari Khofifah sebagai berita terkini atas penyebab kerusuhan di Manokwari.
Seperti diberitakan, kerusuhan terjadi di pusat kota Manokwari, tepatnya di Jl. Yos Sudarso, hari ini Senin (19/8/2019) pagi.
Diberitakan TV One, keurusuhan disertai aksi bakar fasilitas umum terjadi sejak pukul 07.00 WIT.
Gedung DPRD setempat hingga fasilitas umum lainnya dikabarkan dibakar oleh masyarakat Manokwari.
Siaran langsung TV One dalam acara Breaking News siang ini, Khofifah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas tragedi yang terjadi.
Khofifah di depan awak media mengaku telah berkomunikasi dengan pimpinan pemerintah daerah Papua menyoal kerusuhan yang terjadi pagi ini.
Dia pun menyebut gubernur akan datang ke Jawa Timur untuk berkomunikasi dengan mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
• Acara TV Hari Ini Senin 19 Agustus 2019, DStar Top 30 di Indosiar hingga Kontes KDI di MNC TV
• Update ABK KM Mina Sejati yang Tewas Bertambah Menjadi 7 Orang, 5 Tewas dalam Baku Hantam di Kapal
"Insya Allah Gubernur Papua akan ke Jawa Timur mengkomunikasikan kepada mahassiwa papua yang studi di Jawa Timur. tadi yang beliau sempaikan seperti itu (via telefon), bahwasanya harapannya semua mahasiwa Papua di Jawa Timur bisa menempuh pendidikan dengan baik," ujarnya dalam tayangan di TV One.
Lain dari hal itu, Khofifah menyebut hal-hal yag menjadi penyebab kerusuhan di Manokwari merupakan tindakan oknum tak bertanggungjawab.
Sisi lain, ia pun menganggap hubungan baik telah terjalin sejauh ini dengan mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di jawa Timur.
Terbukti keaktifan mahasiswa Papua dalam mengusung gerakan damai dalam Pemilu 2019 dan lainnya.
"Kami jalin komunikasi baik dengan mahasiwa Papua, komunikasi kami sangat intensif, kami berkomitmen manjaga bangsa dan Merah Putih, atas komitmen itu semua kami bekerjasama menempatkan satu dengan yang lain saling menghormati," tegasnya.
"ketika kemudian menjadikan sesuatu viral menyebutkan sesuatu sensitif, kami mohon maaf karena sama sekali itu bukan mewakili masyarakat jawa timur, dan klami sudah tekankan untuk masyarakat agar 'Jogo Jawa Timur', begitu," ungkapnya.

Penyebab Kerusuhan
Dikutip dari Tribunnews.com, Direktorat Siber Bareskrim Polri mengidentifikasi akun penyebar konten yang menjadi pemicu kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, pada pagi ini, Senin (19/8/2019).
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan pihaknya menduga akun medsos yang menyebarkan konten berbau rasisme terhadap masyarakat Papua tersebut merupakan akun palsu.
"Tapi di medsos kan belum tentu akunnya asli, masih didalami teman Siber itu. Intinya itu, kemudian mereka lakukan unjuk rasa," tutur Dedi di Mabes Polri, Jln Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (19/8/2019).
Tim dari Direktorat Siber Bareskrim Polri langsung melakukan pendalaman terhadap sosok di balik akun pembuat konten rasis tersebut.
"Tim Siber Bareskrim langsung melakukan profiling dan mengecek siapa pemilik akun tersebut," tutur Dedi.
Kompas TV melaporkan, selain pembakaran di jalanan, Gedung DPRD Papua Barat juga turut dibakar.
Diduga, aksi ini merupakan buntut dari solidaritas atas perlakuan penanganan demonstrasi warga Papua di Surabaya.
Soal tindakan rasisme Gubernur Papua Lukas Enembe sebelumnya mengatakan jika Pemprov Papua menghargai upaya hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan, sepanjang dilakukan secara proposional dan profesional, serta berkeadilan.
• Kerusuhan di Manokwari, Gedung DPRD Dibakar Diduga Protes Ditangkapnya Mahasiswa Papua di Surabaya
• 74 Tahun Indonesia Merdeka, untuk Pertama Kalinya Suku Terasing di Pedalaman Maluku Gelar Upacara
• Tak Kenakan Seragam Saat Kibarkan Merah Putih, Puluhan Anggota Paskibra Amalatu SBB Maluku Menangis
Walaupun begitu, ia juga meminta aparat keamanan tidak melakukan pembiaran terhadap tindakan persekusi dan main hakim sendiri oleh kelompok atau individu orang yang dapat melukai hati masyarakat Papua.
Hal ini dikatakannya menanggapi tindakan aparat mengamankan 43 mahasiswa di asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
"Pemprov Papua menyatakan empati dan prihatin terhadap insiden yang terjadi di Kota Surabaya, Semarang dan Malang, yang berakibat adanya penangkapan atau pengosongan asrama mahasiswa Papua," kata Lukas kepada wartawan, di Jayapura, Minggu (18/08/2019).
Enembe menyayangkan adanya tindakan rasis oknum aparat saat upaya penangkapan para mahasiswa tersebut.
Terlebih, hal tersebut terjadi menjelang perayaan HUT ke-74 RI.
"Kita sudah 74 tahun merdeka, seharusnya tindakan-tindakan intoleran, rasial, diskriminatif tidak boleh terjadi di negara Pancasila yang kita junjung bersama," ujar Enembe. "Tindakan rasial di Surabaya sangat menyakitkan," kata Enembe.
Sebelumnya dikabarkan aksi demo di Papua sebagai bentuk protes atas insiden pengepungan dan intimidasi terhadap sejumlah mahasiswa di Surabaya dan Malang baru-baru ini.
Sejumlah warga di Manokwari pada Senin pagi waktu setempat turun ke jalan. Sebagian bahkan sampai membakar ban di tengah jalan. Akibatnya, sejumlah ruas jalan di Manokwari dilaporkan lumpuh.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019) pagi.
Dalam kerusuhan itu, massa membakar gedung DPRD Papua Barat.
Dalam tayangan Kompas TV terlihat api bercampur kepulauan asap menyelimuti gedung wakil rakyat di Papua Barat.
Kontributor Kompas TV, Budi Setiawan melaporkan, akibat pembakaran gedung DPRD Papua Barat, sejumlah ruas jalan ditutup.
Salah satunya adalah jalan utama di daerah itu, Jalan Yos sudarso.
Menurut Budi, peristiwa berawal dari aksi protes warga atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur.
(TribunAmbon.com/Chrysnha)