SBT Hari Ini

Perkuat Layanan Kesehatan, RSUD Bula Bidik Peningkatan Status ke Tipe B

Direktur RSUD Bula, dr. Deny Suryana mengatakan target kedepan dalam 5 sampai 10 tahun, RSUD Bula bisa naik menjadi tipe B.

Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Ode Alfin Risanto
Haliyudin Ulima
KESEHATAN GRATIS - Direktur RSUD Bula, Kabupaten SBT, dr. Deny Suryana, saat rapat komisi III DPRD di Ruang Paripurna, Selasa (18/11/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Haliyudin Ulima

BULA, TRIBUNAMBON.COM – RSUD Bula menargetkan peningkatan status menjadi rumah sakit tipe B dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.

Hal ini sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).

“Insyaallah dalam 5 sampai 10 tahun, RSUD Bula bisa naik menjadi tipe B. Itu target kami,” ujar Direktur RSUD Bula, dr. Deny Suryana, dalam rapat bersama Komisi III DPRD SBT, Senin (18/11)2025).

Baca juga: Patrick Divonis 1 Tahun Penjara Perkara Ujaran Kebencian ke Ketua DPRD Maluku

Baca juga: 314 Pasien di SBT Tidak Tercover BPJS, RSUD Bula Minta Tambahan Anggaran Obat Tahun 2026

Dalam kesempatan tersebut ia juga menyebut, percepatan layanan kesehatan tidak hanya dipusatkan di RSUD Bula, termasuk RSUP Goran Riun yang ditargetkan menjadi rumah sakit tipe C.

Namun Deny menegaskan bahwa peningkatan fasilitas, alat kesehatan, dan sarana-prasarana RSUP Goran Riun harus menjadi prioritas sebelum status tersebut ditetapkan.

“Kami dukung RSUD Goran menjadi rumah sakit daerah. Tapi mohon fasilitasnya disiapkan dulu,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kerja sama rumah sakit dengan BPJS membutuhkan standar akreditasi tertentu, sehingga peningkatan fasilitas menjadi hal wajib untuk memenuhi syarat tersebut.

Dalam rapat itu Deny juga menanggapi laporan adanya pasien BPJS yang masih harus membeli obat dan alat medis di luar rumah sakit. Ia memastikan pihaknya telah melakukan penelusuran internal.

“Saya sudah tanya langsung. Kalau benar ada pasien BPJS beli obat di luar, akan saya tindak tegas,” katanya.

Dari penjelasan awal yang ia terima, beberapa jenis obat memang tidak ditanggung BPJS dan hal tersebut sudah disampaikan kepada pasien.

Sementara kasus lain mengenai pembelian benang operasi juga sebelumnya sudah dijelaskan kepada keluarga.

“Semua sudah diedukasi. Tapi kalau memang ada pelayanan yang keliru, saya siap bertanggung jawab,” tambahnya.

Ia meminta agar setiap keluhan disertai identitas pasien untuk memudahkan proses penelusuran dan klarifikasi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved