Laporan Wartawan Tribunambon.com, Haliyudin Ulima
BULA, TRIBUNAMBON.COM - Harga bawang di Pasar Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku, masih tergolong mahal hingga kini.
Terhitung sejak satu bulan terakhir, harga bawang tidak mengalami penurunan atau bahkan kenaikan harga yang signifikan.
Dimana untuk bawang putih dijual dengan harga Rp. 50 ribu, sedangkan untuk bawang putih Rp. 45 ribu per kilonya.
Hal itu diungkapkan Mama Iyan (40) salah seorang pedagang saat diwawancarai Tribunambon.com, Kamis (15/5/2025).
"Harga ini sudah bertahan kurang lebih sudah satu bulan sampai sekarang ini masi Rp. 45 ribu bawang merah, dan Rp. 50 ribu bawang putih," ujarnya.
Kata dia, harga tersebut masih terbilang mahal, sebab jika dibandingkan dengan masa panen, harga cenderung menurun lantaran banyaknya produksi.
Baca juga: PDI Perjuangan Maluku Bakal Gelar Dialog Publik Soal Kebijakan Efisiensi Anggaran
Baca juga: Tak Hanya Polisikan Anak Kandungnya, Vento Lapor Balik Mantan Istri Atas Dugaan Penelantaran Anak
"Ini kalau waktu panen boleh sedikit murah, kalau untuk harga sekarang ini masih mahal sebenarnya, karena biasa itu kalau ada stok banyak, harga jaga turun," jelasnya.
Ia mengakui, rata-rata pedagan saat ini menjualnya dengan harga sama, lantaran jumlah pasokan yang belum terdistribusi dengan baik.
"Semua pedagang sekarang jual dengan harga begitu, karena memang disini semua harap barang-barang dari Kobi Sonta saja," lanjutnya.
Lebih lanjut dijelaskan, pihaknya krap memasok barang dari Kobi Sonta, Maluku Tengah lantaran aksesnya yang terbilang lancar, namun masa panennya tak menentu.
"Kalau ambel dari Kobi memang untung bagus, cuman itu tidak setiap waktu, kalau panen baru ada barang," katanya.
Menurut dirinya, jika musim panen tiba, ditambah jumlah pasokan yang melimpah, para pedagang merap menjualnya dengan harga terjangkau.
"Biasanya Rp. 35 ribu sampai Rp. 40 ribu saja, itu kalau ada musim panen saja, karena barang yang masuk banyak," bebernya.
Dirinya menyebut, untuk saat ini jumlah pembeli terbilang sedikit, mereka cenderung membeli dengan jumlah sedikit.
"Mungkin karena harga ada mahal, jadi orang sering beli setengah-setengah kilo dari pada satu kilo," tutupnya.(*)