Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Morys Tobing membantah tudingan Clara Sasuhuwe yang menyebutnya menggunakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk merebut anak mereka.
Diketahui sebelumnya, Clara Sasuhuwe mengaku dirinya merasa terancam karena mertuanya kerap datang bersama perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk meminta hak asuh anak.
"Saya khawatir anak saya akan diambil paksa," ujarnya.
Menanggapi itu, Morys menyebut tuduhan Clara hanya untuk menebar kebohongan.
Ia menjelaskan, LSM justru dijadikan perantara untuk memfasilitasi pertemuannya dengan Clara dan anak mereka.
"Saya berusaha agar lembaga seperti PPA bisa menjadi jembatan agar Clara mau membuka akses bagi saya untuk bertemu dan mengasuh anak bersama-sama," ujar Morys, Kamis (23/1/2025).
Upaya tersebut, lanjut Morys, sudah dilakukan sejak Agustus 2023.
Ia bahkan sempat mendatangi rumah bujang Clara untuk mengajak pulang, namun upaya tersebut justru mendapat penolakan dari keluarga Clara.
"Saya heran kenapa keluarga malah menyarankan cerai. Seharusnya mereka mendukung upaya saya untuk membawa pulang Clara yabg saat itu masih sah sebagai istri saya," ungkapnya.
Baca juga: Reniwuryaan Tegaskan Tes Urine di Kantor Bupati Maluku Tenggara Sesuai Instruksi Presiden
Baca juga: Kementerian ATR/BPN Tekankan Asas Contrarius Actus dalam Proses Penyelesaian Polemik Pagar Laut
Morys mengaku heran dengan sikap keluarga Clara yang dinilai seolah ingin memisahkan rumah tangganya.
Ia pun sempat meminta pendampingan dari RT setempat dan Raja Suli untuk menyelesaikan masalah ini.
Selain masalah perebutan anak, Morys juga mencurigai adanya dugaan penggelapan dana oleh Clara.
Ia menuturkan bahwa setelah menikah, mereka membuka tabungan bersama di BRI. Namun, tak lama kemudian, saldo tabungan tersebut ludes.
"Setelah dicek di bank, ternyata ada pemotongan karena Clara memiliki tunggakan kredit di BRI Tulehu. Jadi, kemana pun dia buka rekening, saldonya pasti akan terus berkurang," jelas Morys.