Nus Maspaitella, salah seorang warga Rutong, dengan sukarela menyediakan lahannya untuk konservasi pisang tongka langit.
Sementara itu, Prof. Adriana Hiariej menjelaskan program konservasi ini dilakukan di Negeri Rutong, atas kerja sama Unpatti dengan Pemerintah Negeri Rutong untuk dikembangkan menjadi Desa Ekowisata buah yang salah satunya adalah wisata pisang tongka langit.
Sepuluh anakan pisang tongka langit ditanam sebagai bagian dari aksi nyata program tersebut.
Lebih lanjut, program ini tidak hanya bertujuan melestarikan varietas endemik tetapi juga untuk mendorong ketahanan pangan lokal dan meningkatkan perekonomian masyarakat Maluku.
Menurut Dr. Graecia Lugito, program ini diharapkan dapat menghasilkan produk olahan yang mampu bersaing di pasar lokal dan bahkan diekspor, serta menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.
Dengan harapan yang sama, Dr. Sanggono Adisasmito dan Dr. Leo Aldianto menyatakan Institut Teknologi Bandung (ITB) siap membantu tim dari Universitas Pattimura untuk melaksanakan program-program pengabdian kepada masyarakat.
Dr. Pieter Agusthinus Riupassa, dan Dr. Anneke Pesik (Dosen Fakultas MIPA Unpatti), serta Aslin Ovita Damayanti (mahasiswa program MBKM pada Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB) ikut membantu pelaksanaan konservasi pisang tongka langit di Negeri Rutong.
Tim ITB dan Unpatti berharap pisang tongka langit akan menjadi salah satu ikon kuliner dan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Negeri Rutong.
Dengan demikian, pelestarian tanaman ini tidak hanya berdampak pada keberlanjutan lingkungan, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal melalui pengembangan produk-produk hilir yang menarik minat wisatawan.