Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Tarian Peuk tampil sebagai penampilan terakhir dalam acara Pentas Seni dan Budaya Bakudapa Kisar IV, Senin (11/3/2024).
Pantauan TribunAmbon.com sekitar Pukul 18.50 WIT, para penari Peuk memasuki gedung pertunjukan.
Soarakan para tamu undangan tak henti-henti mengiringi para penari menuju panggung.
Sontak para tamu mengangkat kamera smartphone tuk mendokumentasikan tarian yang berasal dari Desa Lebelau, Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) ini.
Diketahui, tarian ini santer ditampilkan dalam acara adat, acara nasional, pentas lokal hingga acara-acara gerejawi.
Baca juga: PMAPK Gelar Pagelaran Seni dan Budaya Kisar Bakudapa IV, Maukenu: Cintai Nilai dan Budaya
Selain itu, tarian dengan personil lebih dari 20an orang ini sering digunakan dalam acara penyambutan tamu-tamu terhormat.
Tamu undangan pun dapat dilibatkan atau ikut masuk dalam barisan penari.
Dalam acara adat, perlengkapan yang digunakan ialah pedang asli, namun jika dalam pentasan seni hanya menggunakan replika pedang dari kayu.
Tabuhan Tifa dan Gong sebagai musik pengiring tarian.
Adapun para penari memakai pakaian adat berupa selempang dari kain tenun yang disebut Sanikir.
Untuk penari pria memakai Cawat kain tenun, sedangkan penari wanita memakai Hamnono Awah.
Pada kepala penari terpasang mahkota bulu ayam; Manuwululoor untuk pria dan Romdusla untuk wanita.
Diketahui, Persekutuan Mahasiswa Asal Pulau Kisar (PMAPK) menggelar Pagelaran Seni dan Budaya di gedung Xaverius, jalan Pattimura, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Senin (11/3/2024).
Acara yang dibarengi dengan Kisar Bakudapa ke-IV itu mengusung tema 'Melestarikan Adat dan Budaya Pulau Kisar Serta Mempererat Tali Persaudaraan'.