Apakah childfree bisa mengurangi kemiskinan?
Mashita menjelaskan, keberadaan anak termasuk salah satu faktor penentu kemiskinan, tapi bukan jadi faktor utama.
Ia menilai, faktor utama kemiskinan adalah kemiskinan struktural dan kerangka masyarakat Indonesia yang membuat seseorang yang kaya menjadi lebih kaya dan yang miskin menjadi lebih miskin.
Bila childfree diterapkan, langkah ini disebut Mashita belum tentu mampu mengurangi jumlah kemiskinan.
Mashita menerangkan, faktor yang menyebabkan kemiskinan bisa berasal dari kondisi masyarakat, seperti pandemi Covid-19.
"Jadi bukan hanya faktor childfree atau punya anak yang berpengaruh pada kemiskinan, melainkan tentang kesediaan lapangan pekerjaan di indonesia," ungkapnya.
"Faktanya, tingkat pengangguran di Indonesia tinggi bukan karena punya anak atau tidak, melainkan karena tidak adanya lapangan pekerjaan yang memadai, tarif pendidikan yang sangat mahal, dan masih banyak lagi," sambung Mashita.
Ia menambahkan, Indonesia diperkirakan akan mengalami ledakan penduduk beberapa tahun ke depan sehingga perlu langkah antisipasi konkret.
Menututnya, negara perlu siap memberikan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang terjangkau, serta lapangan pekerjaan yang mumpuni, bukan soal childree atau tidak.
"Keturunan adalah hak setiap individu, jadi ketika ada problem kemiskinan, jangan lantas menyuruh orang untuk setop berketurunan, melainkan menyiapkan layanan yang mumpuni," pungkas dia.(*)