Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Tanita Pattiasina
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Gubernur Maluku, Murad Ismail dinilai seharusnya mengevaluasi diri sendiri dalam masa kepemimpinannya.
Hal ini dilontarkan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) pasca Murad menyebut Ketua DPRD Provinsi Maluku, Benhur Watubun tak layak jadi pemimpin, saat Penyerahan Hewan Kurban pada Rabu (28/6/2023) lalu.
Menurut, Ketua Bidang Kerjasama antar Lembaga GMNI Cabang Ambon, Firman Syahril Difinubun, Murad Ismail seharusnya berkaca.
Pasalnya, 16 program unggulan yang dikampanye kan Murad saat terpilih jadi Gubernur Maluku tak ditepati.
Bahkan peningkatan kesejahteraan masyarakat pun tak terlalu meningkatkan.
"Semua janji yang di beliau ucapkan demi peningkatan kesejahteraan hanya bohong saja, Bahkan 16 program unggulan yang menjadi prioritas saat berkampanye 2018 lalu juga tidak terealisasi. Sehingga baiknya beliau perlu mengevaluasi diri sendiri dalam masa jabatannya," kata Difinubun kepada TribunAmbon.com, Senin (3/7/2023).
Baca juga: Murad Ismail Kritik Benhur Watubun, Sebut Tak Layak Jadi Ketua DPRD Provinsi Maluku
Menurutnya, Murad selama ini lebih menunjukkan sukap arogansi, dibanding sifat pemimpin.
"Sejak di Lantik dari 24 April 2019 lalu,
belum ada progres pembangunan yang di rasakan oleh masyarakat Maluku yang ada di 11 kabupaten kota. Jika di tela'a lebih jauh, tak ada prestasi yang di banggakan dalam masa kepimpinan menjadi gubernur Maluku. Ia hanya menunjukan sikap arogansi dalam memimpin," tambahnya.
Lanjut dijelaskannya, seharusnya Murad Ismail tak mengatakan demikian di momentum umat Muslim saat menyambut Iduladha 1444 Hijriah.
Ungkapan baik, dan evaluasi yang baik seharusnya diutarakan, bukan saling menyinggung.
"Di momentum Menyambut hari raya idul adha semua umat muslim sedang bersuka cita. Sepatutnya ucapan yang keluar haruslah bertutur kata yang baik bukan malah ujaran kebencian. Pernyataan yang demikian Kita anggap SAH SAH Saja namun gestur dari ucapan ini menunjukan kegagalan gubernur dalam berfikir
Sebab lembaga legislatif dan eksekutif ni memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Layak dan tidak bukan di ukur dari keterwakilan mengahdiri satu acara,
Tetapi implementasi dalam menjawab kesenjangan sosial baik dari segi pendidikan ekonomi dan Apa yang menjadi kebutuhan masyarakat Maluku secara total," tambahnya.
Mahasiwa ini berharap, Murad Ismail lebih berbenah diri sebelum akhir masa jabatannya pada 2024 mendatang.
"Saya berharap gubernur Maluku perlu belajar banyak tentang ilmu pemerintahan.
Dan fokus pada program pembangunan daerah daerah terpencil, daerah yang jauh dari sentuhan pemerintah saat ini," tandasnya.
Sebelumnya, Murad Ismail menilai Ketua DPRD Provinsi Maluku, Benhur George Watubun tak layak memimpin lembaga Perwakilan Rakyat itu.
Kritikan tersebut disampaikan Murad saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan Hewan Kurban dipelataran masjid Al-fatah, Rabu (28/6/2023).
Dimomen tersebut, Watubun tak ada dilokasi dan diwakilkan Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku, Asis Sangkala.
Saat itu, Murad Ismail hendak memberikan salam kepada para pimpinan forum komunikasi pimpinan daerah.
Namun kritikan disampaikan saat hendak menyapa Watubun yang digantikan Sangkala.
Menurut Mantan Ketua DPD PDIP Maluku itu, Watubun tak siap namun dipaksakan menjadi Ketua DPRD.
Hal itu nampak dari Watubun yang tak menghadirinya acara-acara resmi dan selalu diwakili.
“Ketua DPR Kalau memang belum siap menjadi ketua DPR dipaksakan jadi ketua DPRD itu tidak pernah siap dimanapun acara-acara resmi berada,” kata Murad Ismail dalam sambutannya.
Usai mengkritik Watubun, Murad Ismail melanjutkan sambutannya.