Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Tanita Pattiasina
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Observatorium Bosscha siapkan sejumlah peralatan tuk mengamati Fenomena Gerhana Matahari Total di Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Kamis (20/4/2023).
Diantaranya 2 pos kacamata matahari, 2 pos teleskop dan 1 venus teleskop.
Demikian disampaikan salah satu Petugas Bosscha ITB, Adjeng, di Lapangan Ina Ama Wonreli.
"Jadi kami menyediakan 5 instrumen dengan 2 pos kacamata matahari, 2 pos teleskop dan 1 venusteleskop dan ada live stream dari youtube boscha juga seperti itu untuk menampilkan gambar-gambar terkini dari lapangan," kata Adjeng.
Dijelaskannya, tim sebanyak 10 orang diterjunkan ke Kisar untuk memantau Gerhana Matahari Total.
Serta memberikan edukasi bagi masyarakat setempat terkait Gerhana matahari.
Mengingat kisar merupakan wilayah di Indonesia yang dapat melihat Gerhana matahari total.
"Kisar ini spesial karena adalah jalur totalitas daratan pertama yang dilalui oleh gerhana matahari di indonesia.
Jadi di Indonesia matahari bergerak dari selatan dan kisar daratan pertama yang dilalui oleh sinar matahari," tambahnya.
Sebelum pemantauan, Bosscha juga telah melati para guru dan juga siswa-siswa sekolah.
"Boscha melakukan persiapan dari kemarin ada pelatihan guru juga begitu ya di SDN Wonreli, lalu Yang kedua juga kemarin sudah ada gladi untuk persiapan ini juga," tandasnya.
Diketahui, pantauan Gerhana Matahari Total di Kisar merupakan bagian dalam rangkaian Festival Pendidikan 2023.
Sebelum pemantauan, ada sejumlah permainan yang dimainkan anak-anak.
Ada juga penampilan tarian-tarian anak SD, puisi gerhana matahari dalam bahasa kisar.
Turur hadir Bupati MBD, Wakil bupati, Sekda dan OPD lainnya.
Kegiatannya ini diinisiasi AMGPM Daerah Pulau-pulau Kisar, kolaborasi Observatorium Boscha dan Kementerian pendidikan dan budaya.
Diketahui Warga Maluku akan bisa melihat gerhana matahari langka yang terjadi 216 tahun lalu.
Maluku diprediksi akan mengalami gerhana matahari hibrida pada 20 April 2023.
Gerhana matahari ini terjadi ketika posisi matahari, bulan, dan bumi tepat segaris, sehingga di suatu tempat di bumi, terlihat piringan bulan teramati lebih kecil daripada piringan matahari, yang menghasilkan gerhana matahari cincin.