TRIBUNAMBON.COM - Ratusan sopir angkot Kota Ambon melakukan aksi mogok di Gong Perdamaian hingga geruduk Kantor Gubernur Maluku, Rabu (22/2/2023).
Berikut sejumlah fakta adanya demo sopir angkot di Ambon yang dikutip dari TribunAmbon.com.
Aksi demo ini para sopir menuntut 3 hal dari Pemerintah Kota Ambon, pertama soal pengelolaan Terminal Mardika yang masih ditempati para pedagang.
Kedua terkait transportasi online yang semakin banyak di Kota Ambon.
Ketiga menyangkut dengan pemberlakuan QR code dalam pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM).
1. Hal yang Dituntut Sopir Angkot
Sopir yang bernama Sandra Suneth menyatakan bahwa aksi ini merupakan aksi damai dimana ada tiga tuntutan hari ini.
Pertama adalah penolakan pembangunan kembali lapak kaki lima di dalam terminal Mardika.
"Iya kita kan bayar retribusi terminal masa kita gak bisa masuk di dalam terminal kalau sudah sore di penuhi para penjual," ujaranya.
Selain itu juga persoalan transportasi onlline mereka kan tidak bayar parkir kendaraan, retribusi.
Alhasil pendapatan para sopir angkot minum sekelai beberapa tahun terakhir ini.
Dan yang ketiga adalah persoalan BBM yang dimana para sopir angkot ini dalam pengisian selalu di batasi.
"Contohnya dalam sehari kita hanya bisa isi 250 ribu dan itu tidak cukup sekali," tuturnya.
Baca juga: Ratusan Sopir Angkot di Ambon Ancam Demo Lagi Jika Tuntutan Tak Dipenuhi
Baca juga: Sopir Angkot Sayangkan Pernyataan Oknum Polisi yang Sebut Mereka Bodoh
Baca juga: 300 Personel Polisi Amankan Demo Sopir Angkot di Gong Perdamaian Dunia
Tarif Maxim Terlalu Murah
Mereka menggelar unjukrasa menyoal persoalan transportasi online hingga BBM bersubsidi yang sulit didapat.
Juga menyoal fungsi terminal yang kerap jadi lapak pedagang.
“Tarif di Maxim terlalu murah makanya warga tidak mau lagi naik angkot, Pemerintah harus buat penyesuaian harga,” kata Ketua Jalur Angkot Lin III, Salim.
Baca juga: Ketua Aska Curhat Sulit Bertemu Kadis tuk Sampaikan Aspirasi: Malawat Hanya Tersenyum
2. Adu mulut dengan Polisi Tak Terhindarkan
Adu mulut para sopir angkot dengan aparat kepolisian tak terhindarkan saat aksi unjuk rasa di depan Gong Perdamaian Dunia, Rabu (22/2/2023).
Pasalnya, ratusan sopir memakirkan angkot sepanjang Jl. Slamet Riyadi sehingga menyebabkan terhambatnya arus lalu lintas.
Pantauan TribunAmbon.com pukul 11.30 WIT para sopir enggan memindahkan kendaraan yang di parkir tidak pada tempatnya itu.
Namun tak berselang lama, para sopir memilih meninggalkan aparat keamanan, kemudian beranjak menuju Kantor Gubernur Maluku.
Di kantor pemerintahan itu, massa kemudian melanjutkan aksinya.
Sopir angkot, Rusdi Karepesina menyatakan penutupan jalan di depan Gong Perdamaian merupakan Aksi kekecewaan kami terhadap beberapa kebijakan pemerintah Kota Ambon dan Provinsi.
Pasalnya, setelah di gusur para pedagang masih saja menempati tempat terminal mardika itu untuk berjualan.
Hal itu membuat para sopir tidak bisa masuk dalam terminal lagi saat Sore hari hingga malam .
"Mulai Sore kita tidak bisa masuk karena memang sudah ada lapak lapak pedagang," ujaranya.
Selain itu juga menyoal keberadaan transportasi onlline yang berdampak turunnya pendapatan sopir angkot.
"Iya permintaan kami Pemerintah harus melihat serius masalah ini jangan korbankan kami rakyat kecil," tutupnya.
3. Sopir Angkot Nyanyi Yel-yel Sindir Murad Ismail
Ratusan sopir angkot seruduk Kantor Gubernur Maluku, Rabu (22/2/2023).
Dalam aksinya, ratusan sopir angkot ini lantunkan yel-yel yang kalimatnya menyinggung Gubernur Maluku, Murad Ismail.
Hal itu lantaran mereka merasa kecewa karena tak ada perwakilan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku yang temui massa aksi.
Adapun bunyi yel-yel sebagai berikut;
“Pak Murad tak keluar, sopir angkot sedang menunggu, Pak Murad tolong keluar, kami kumpul.”
Tak hanya itu, ratusan sopir angkot ini juga tampak sengaja berulang kalu menyebut nama Murad Ismail dengan sebutan yang salah yakni Murad Latuconsina.
4. 300 Personel Polisi Amankan Demo Sopir Angkot di Gong Perdamaian Dunia
Kepolisian Resort Kota (Polresta) Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease menerjunkan sebanyak 300 personel kepolisian untuk mengamankan demo sopir angkot, Rabu (22/2/2023).
Demikian disampaikan PS Kasi Humas, Iptu Moyo Utomo kepada TribunAmbon.com.
"Polresta menerjunkan 300 personel, agar tidak terjadi aksi anarkis masa pendemo,"kata Moyo.
300 personel ini terdiri dari Ditsampata Personel Polresta dan Brimob Polda Maluku.
5. Ancam Demo Lagi Jika Tuntutan Tak Dipenuhi
Ketua Asosiasi Sopir Angkot Ambon (Aska), Paulus Nikijuluw ancam akan kembali melakukan aksi demontrasi besar-besaran jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Tuntutan para sopir angkot, yakni menyoal keberadaan transportasi online, alih fungsi Terminal Mardika jadi lapak pedagang serta kesulitan mendapat BBM bersubsidi.
"Terkait dengan nantinya hari Senin apakah itu aksi atau tidak tergantung dari pemerintah sendiri, ketika pemerintah menerima kami menyelesaikan itu sesuai dengan apa yang menjadi keinginan daripada kami," tegas Nikijukuw saat mediasi di Tribun Lapangan Merdeka, Rabu (22/2/2023).
Lanjutnya dijelaskan, Pemerintah Provinsi Maluku telah menyepakati tiga tuntutan para sopir angkot, sehingga harus dijalankan.
"Keputusan hasil pertemuan dengan dinas terkait dan pemerintah Provinsi Maluku, telah disepakati bahwa nantinya 3 poin yang menjadi persoalan yang tadi sudah kami sampaikan kepada pemerintah nantinya hari senin kepala daerah atau sekda setelah kembali dari luar kota barulah bisa diselesaikan," jelasnya.
Diketahui, ratusan sopir angkot menggelar aksi unjukrasa di Gong Perdamaian Rabu pagi.
Dalam aksinya, mereka sempat menyeruduk kantor Gubernur Maluku.
(TribunAmbon.com/Sinatrya, Alfin Risanto, Mesya Marasabessy, Jenderal Louis)