Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Ridwan Tuasamu
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Widya Pratiwi berencana membangun Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di sejumlah kabupaten.
Hal itu lantaran jumlah kasus kekerasan yang cukup tinggi sepanjang tahun 2022.
Yakni mencapai 170 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ditangani P2TP2A Maluku.
"Jumlah kasus sejak Januari itu 170an, jadi tugas kita adalah membangun kerja sama dengan pemerintah daerah," kata Ketua P2PTA di Maluku itu.
Baca juga: Kekerasan Perempuan dan Anak Masih Tinggi di Maluku, Paling Banyak Terjadi dalam Rumah Tangga
Untuk itu ia meminta dukungan dari seluruh Pemda kabupaten di Maluku agar sama-sama menangani polemik kekerasan perempuan dan anak tersebut.
Pasalnya perempuan dan anak harus terus didukung untuk mendapatkan hak-haknya.
Apalagi tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi hingga perdagangan anak memang makin marak terjadi di bumi raja-raja.
Bahkan tercatat lembaga yang diketuai Widya itu juga pernah menangani sebanyak 5 kasus perdagangan anak dibawah umur beberapa tahun belakangan.
Dengan adanya P2TP2A di kabupaten, korban yang mendapatkan kekerasan tidak lagi kesulitan untuk melapor.
"Saya berharap, jika seluruh kabupaten/kota sudah memiliki P2TP2A, kerja kami bisa terkoordinir dengan baik dalam melakukan penanganan secara teknis di lapangan dalam mencegah dan melawan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Maluku,” tandasnya