TRIBUNAMBON.COM - Pemerintah telah menetapkan awal Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada Minggu (03/04/2022).
Penentuan awal Ramadhan tersebut dilakukan dengan Sidang Isbat yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada Jumat (1/4/2022).
Kementerian Agama (Kemenag) menggunakan dua metode untuk menentukan awal Ramadhan 1443 H, yakni metode hisab dan metode rukhyat hilal.
"Secara mufakat 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh hari Ahad 3 April 2022 Masehi," ujar Yaqut dalam pengumuman sidang isbat yang disiarkan secara live, Jumat (01/04/2022).
Lantas, siapa saja yang diwajibkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan?
Orang yang diwajibkan puasa
Dilansir dari Instagram Ditjen Bimbngan Masyarakat Islam Kemenag @bimasislam, terdapat lima syarat orang wajib puasa Ramadhan.
Baca juga: Simak Jadwal Imsakiyah Ambon 1-30 Ramadhan 1443 H/2022
Hal tersebut dituliskan dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, Syaikh Wahbah Al-Zuhaili.
Berikut ini adalah orang-orang yang wajib puasa Ramadhan:
1. Orang Islam
Perintah puasa Ramadhan hanya tertuju pada orang-orang Islam, sementara orang-orang yang beragama selain Islam tidak terkena aturan wajib melaksanakan puasa Ramadhan.
2. Orang yang sudah balig
Anak kecil meskipun beragama Islam tidak wajib melakukan puasa Ramadhan karena ia masih belum balig.
Dalam kitab-kitab fikih, balig biasanya diartikan sebagai batasan seseorang mulai dibebani kewajiban-kewajiban syariat, seperti shalat, puasa dan lainnya.
Secara umum batasan balig bagi laki-laki adalah jika sudah mengalami mimpi basah. Sedangkan bagi perempuan adalah jika ia telah mengeluarkan darah haid.
Namun, jika laki-laki dan perempuan tersebut belum mengalami mimpi basah atau haid, maka batas balignya adalah umur lima belas tahun.
3. Orang yang berakal
Orang yang tidak memiliki akal dan kesadaran penuh, seperti orang gila, orang mabuk dan orang ayan selama seharian penuh tidak wajib melakukan puasa Ramadhan.
Hanya saja, meski orang mabuk dan orang ayan tidak wajib puasa Ramadhan, namun mereka memiliki kewajiban meng-qadha atau mengganti puasa yang ditinggalkan selama mereka mengalami ayan dan mabuk.
4. orang yang menetap atau ikamah
Orang yang menetap atau tidak sedang bepergian dengan jarak bisa qasar shalat, dia wajib puasa Ramadhan.
Sebaliknya, orang yang bepergian dengan jarak sampai bisa qasar shalat, maka dia tidak wajib puasa Ramadhan.
Meski orang yang sedang bepergian tidak wajib puasa, namun jika dia berpuasa maka puasanya dinilai sah.
Sebaliknya, jika dia tidak berpuasa, maka dia tidak berdosa hanya saja dia wajib meng-qadha puasa yang ditinggalkannya.
5. orang yang mampu berpuasa atau sehat
Orang yang sehat dan mampu diwajibkan puasa Ramadhan.
Sedangkan orang yang sakit dan tidak mampu berpuasa tidak wajib berpuasa.
Orang yang sakit atau tidak mampu karena sudah tua, mereka tidak wajib puasa namun mereka wajib mengqadanya atau membayar fidiah.
Orang yang tidak diwajibkan puasa
Walaupun puasa Ramadhan wajib dilakukan oleh seorang Muslin, akan tetapi terdapat golongan tertentu yang diperbolehkan atau tidak diwajibkan untuk berpuasa.
Dari kitab-kitab fikih disebutkan terdapat enam golongan orang yang tidak wajib puasa, berikut daftarnya:
1. Anak kecil
Anak kecil yang belum balig atau belum dewasa, maka ia tidak wajib melakukan puasa.
Hanya saja, jika dia sudah berumur sekitar tujuh tahun, maka hendaknya dilatih dan diajari untuk melakukan puasa Ramadhan, namun tidak boleh dipaksa.
2. Orang gila
Begitu juga puasa Ramadan tidak wajib bagi orang gila, meskipun sudah dewasa.
Hal ini karena orang gila dinilai tidak memiliki akal yang normal sehingga tidak ada kewajiban apa-apa baginya, termasuk puasa Ramadhan.
3. Orang yang sakit dan orang tua renta yang sudah lanjut
Orang yang sedang sakit, sekiranya jika berpuasa akan lambat sembuh atau malah tambah parah, baginya tidak wajib berpuasa.
Namun demikian, ia wajib menggantinya di luar bulan Ramadhan jika sudah sembuh.
Jika tidak ada harapan sembuh, maka dia hanya wajib membayar fidiah.
Begitu juga orang tua yang sudah lanjut usia dan tidak mampu berpuasa, ia tidak wajib puasa Ramadhan.
Dia hanya wajib membayar fidiah sebagai ganti dari puasa yang ditinggalkan.
4.Perempuan haid dan nifas
Perempuan yang sedang haid atau nifas tidak wajib berpuasa di bulan Ramadhan.
Meski demikian, ia wajib menggantinya di hari-hari lain di luar bulan Ramadhan.
5. Perempuan hamil dan menyusui
Perempuan hamil atau menyusui tidak wajib berpuasa di bulan Ramadhan.
Namun demikian, jika dia tidak berpuasa, maka wajib menggantinya, sekaligus membayar fidiah jika dia tidak berpuasa karena khawatir terhadap keselamatan anaknya.
6. orang yang sedang dalam perjalanan jauh
Orang yang sedang dalam perjalanan jauh, yaitu perjalanan yang jaraknya boleh melakukan qashar shalat, maka baginya tidak wajib berpuasa.
Hanya saja, jika dia tidak berpuasa, maka wajib menggantinya di hari-hari lain di luar bulan Ramadhan.(*)
(Kompas.com / Taufieq Renaldi Arfiansyah / Sari Hardiyanto)