Prestasi Tak Menjamin, Peraih 700 Piala Berulang Kali Gagal di PPDB DKI Jakarta Hanya karena Umur

Editor: Fitriana Andriyani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah orang tua murid berunjuk rasa terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Jawa Barat dan Kota Bandung di depan Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (30/6/2020). Dalam aksinya, mereka menuntut pihak Dinas Pendidikan Jawa Barat dan Kota Bandung untuk bersikap transparan dalam proses PPDB online dan sistem PPDB harus dibenahi agar tidak terjadi kekisruhan karena mereka telah menemukan adanya indikasi kecurangan dalam menentukan koordinat tempat tinggal di beberapa sekolah.

Siwi kemudian mendaftarkan Arista melalui jalur zonasi. Namun, lagi-lagi Arista gagal karena faktor usia.

"Saya nyoba (mendaftarkan Arista di) enam sekolah, pertama di SMAN 12, 61, dan 21, gagal karena usia. Dicoba lagi ke SMAN 36, 59, dan 53, sama tidak keterima, kalah usia," ungkap Siwi.

Tak patah arang, Siwi terus mengupayakan Arista agar bisa bersekolah di SMA negeri.

Siwi mendaftarkan Arista melalui jalur prestasi akademik. Akan tetapi, upayanya juga gagal karena faktor usia.

Berharap bangku kosong

Satu-satunya harapan Arista saat ini adalah mencari bangku kosong yang masih tersedia melalui jalur tahap akhir.

PPDB tahap akhir akan dibuka apabila sekolah masih memiliki bangku kosong sisa PPDB jalur-jalur sebelumnya.

"Kami masih mau mencoba jalur terakhir, mencari kuota bangku kosong," kata Siwi.

"Di saat akhir, kalau ada sekolah yang sisa kuotanya, bisa daftar lagi, tapi enggak semua sekolah," lanjut dia.

Baca juga: Diterima PPDB Jakarta, Segera Lapor Diri hingga Pukul 16.00 WIB

Siwi masih harus mencari sekolah yang menyediakan bangku kosong untuk cucunya.

Arista pun juga harus bersaing dengan banyak calon siswa yang juga mengincar bangku kosong tersebut.

"Misalnya kan ada jatah inklusi dua kuotanya, tapi enggak ada yang daftar, kuota itu untuk jalur tahap akhir, cuma memang enggak semua sekolah yang menyediakan bangku kosong," ucap Siwi.

Tak mampu sekolah di SMA swasta

Siwi dan suaminya yang pensiunan pegawai swasta kini tak memiliki penghasilan.

Halaman
123

Berita Terkini