VIRAL Utas Twitter Dokter Soroti Buruknya Penanganan COVID-19 Surabaya, Ada RS Tak Punya Ventilator

Editor: Fitriana Andriyani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral utas seorang dokter yang menyoroti kekurangan Kota Surabaya dalam menangani Coronavirus disease 2019 (COVID-19) di Kota Surabaya.

TRIBUNAMBON.COM - Thread atau utas seorang dokter yang menyoroti kekurangan Kota Surabaya dalam menangani Coronavirus disease 2019 (COVID-19) di Kota Surabaya, Jawa Timur, mendadak ramai diperbincangan.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews, thread tersebut dibuat oleh sebuah akun Twitter.

Ia mengawali utas dengan sebuah kalimat, "Oke kalau gitu kita mulai saja... SEBUAH THREAD tentang bobroknya penanganan COVID-19 di Surabaya."

Menuju New Normal, Pemerintah Arab Saudi Izinkan Salat Berjamaah di Masjid Selain Mekah Mulai 31 Mei

VIRAL Tenaga Medis Pingsan Terkapar di Atas Hazmat, Dehidrasi dan Kelelahan Antar Pasien COVID-19

Kemudian dirinya memberikan disclaimer ia merupakan seorang dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit rujukan di Kota Surabaya.

Sedangkan informasi yang ada di utasnya, beberapa ia tidak sebutkan sumbernya. Namun, ia menjamin data tersebut benar adanya.

Selanjutnya, ia menceritakan kondisi rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Surabaya.

Ia menjelaskan dari 15 rumah sakit rujukan yang, ada memiliki berbagai macam kondisi berbeda-beda.

"Ada yang punya ventilator, ada yang tidak. Ada yang ICU-nya siap untuk COVID-19, ada yang tidak. Ada yang kamarnya pakai exhaust, ada yang pakai angin jendela,"

"Nah, apes2nya pasien aja kalau ini. Kalau ke RS yang ga ada ventilatornya, ya kalau perburukan ga ada yang bisa dilakukan," tulisnya.

Thread milik @ca**sa*a (Twitter @ca**sa*a)

 

Sedangkan, bantuan dari Pemerintah Kota Surabaya berdasarkan sepengetahuannya, hanya berupa satu buah ventilator yang berada di Rumah Sakit Husada Utama.

Sedangkan di rumah sakit lain, ia mengaku belum mengetahui.

Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah menyediakan rumah sakit tambahan.

"Jadi di RS2 dadakan ini pemeriksaannya ga lengkap. Okelah kalau pemeriksaan yang sophisticated ga bisa, saya masih paham. Tapi kalau untuk menentukan pasien perburukan gangguan napas atau tidak aja tidak bisa, mau jadi apa?"

"Pemeriksaan ini namanya Blood Gas Analysis (BGA). Dia melihat kadar asam/basa darah kita, dan lazim digunakan untuk menentukan pasien perlu ventilator atau tidak."

"Terus gimana? Rumah sakit dadakan ini akhirnya gbs menerima pasien yang berat, dan kalau mau rujuk ke sana kita kudu pastikan pasiennya ga menuju perburukan dengan cek BGA ini. Entah di sana bagaimana, hanya Tuhan yang tahu," tulisnya.

Kondisi Fasilitas Lab

Surat pemberitahuan laboratorium yang libur selama Idul Fitri. (https://twitter.com/@ca**sa*a)

Ia dalam utasnya juga menceritakan kondisi fasilitas laboratorium untuk mengecek spesimen apakah terkonfirmasi terpapar COVID-19 atau tidak.

Ia menyebut 3 rumah sakit di Kota Surabaya sudah memiliki laboratorium yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan.

Sedangkan sisanya merupakan laboratorium yang dikelola oleh swasta.

Dimana saat melakukan tes di laboratorium tersebut dikenai biaya sekitar Rp1 juta.

Namun demikian, ia menyayangkan adanya laboratorium libur selama Hari Raya Idul Fitri.

"Jadi pasien baru dari tanggal 21 kemarin baru bisa di swab sekarang. Nunggu hasil kurang lebih 3-5 hari karena banyaknya sampel. Bisa2 pasiennya keburu meninggal hasilnya baru ketahuan."

"Belum lagi kabar burungnya salah satu lab di Surabaya terkontaminasi dan karyawannya pada terinfeksi. Hohohohoho."

"Kalau berita dokter2 dan nakes di RSUA? Kami sudah tahu dari 3-4 hari lalu cuma baru rame aja sekarang. Hihihihihihi," tulisnya.

Ia juga membeberkan sikap Pemerintah Kota Surabaya terhadap tenaga medis.

Ia mengaku pihak pemkot belum memberikan bantuan secara maksimal.

"Padahal ya kalau kalian tahu tentang APD buat tenaga non-medis, bikin ngenes. Kadang2 mereka perlu beli sendiri face shield, coverall spunbound. Cuma dikasih masker 1 lapis doang. Yang bilang APD cukup, itu ga mikirin mereka."

"Akhirnya banyak yang sakit, bahkan positif COVID-19," cuitnya.

*Disclaimer: Tribunnews telah mendapat izin dari pemilik akun Twitter untuk menjadikan utasnya sebagai artikel.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Viral Thread Dokter Soroti Kekurangan Penanganan Covid-19 di Kota Surabaya, Ini Pengakuannya.

Berita Terkini