TRIBUNAMBON.COM - Seorang pria di China dilaporkan meninggal dunia setelah terjangkit penyakit hantavirus, Senin (23/3/2020).
Pria yang berasal dari Provinsi Yunnan ini meninggal ketika melakukan perjalanan ke Provinsi Shandong dengan menumpang bus.
Dikutip dari Newsweek, 32 orang di dalam bus yang ia naiki telah diperiksa.
• Update Virus Corona Maluku 24 Maret: Pemprov Maluku Pekan Ini Pertegas Aturan Tempat Hiburan
• Nekat Lompat ke Laut dan Lari ke Hutan, 2 ABK Serahkan Diri, Polda Maluku Sita 1,76 Ton Merkuri
Hasil dari pemeriksaan ditemukan bahwa tidak ada manusia yang terinfeksi.
Paramedis menyatakan pria tersebut terjangkit hantavirus yang ditularkan oleh hewan pengerat, tikus.
Lantas apa itu penyakit hantavirus? Berikut ini penjelasannya.
Cara Penularan
Melansir laman Centers for Disease and Prevention (CDC), kasus Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) umumnya terjadi di daerah pedesaan yang masih terdapat ladang atau hutan, dan hewan peternakan.
Area rumah, lumbung, dan gudang berpotensi menjadi tempat tinggal tikus yang akan menularkan virus ini.
Cara penularan hantavirus di antaranya, melalui gigitan tikus.
Meski penularan ini jarang terjadi, tetapi gigitan tikus yang terjangkit dapat menyebabkan seseorang tertular hantavirus.
• Gubernur Maluku Murad Ismail Dapat Tugas dari Presiden Jokowi Soal Corona
• Stok 270 Dus Masker di RSUD Pagelaran Hilang, Polisi Dalami Kaitannya dengan Kelangkaan di Cianjur
Selain itu, menurut para ilmuwan, seseorang dapat tertular hantavirus ketika menyentuh urin, kotoran, atau air liur tikus, kemudian menyentuh hidung atau mulut mereka.
Para ilmuwan juga menduga, ketika seseorang memakanan makanan yang terkontaminasi urin kotoran, atau air liur tikus dapat tertular hantavirus.
Penyakit yang pernah mewabah di Amerika Serikat dan Argentina ini tidak apat ditularkan dari satu orang ke orang lain.
Namun, siapa pun bahkan orang yang sangat sehat berpotensi terinfeksi hantavirus setelah terkontaminasi tikus HPS.
• Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana Kabarkan Dirinya Positif COVID-19
• Stok 270 Dus Masker di RSUD Pagelaran Hilang, Polisi Dalami Kaitannya dengan Kelangkaan di Cianjur
Gejala Hantavirus
Gejala-gejala hantavirus umumnya sulit terdeteksi.
Namun, menurut informasi, gejala-gejala penyakit ini berkembang antara 1 dan 8 minggu setelah trepapar urin segar, kotoran, atau air liur dari tikus yang terinfeksi.
Gejala awal yang dirasakan berupa rasa kelelahan, demam, dan nyeri otot terutama pada kelompok otot besar yakni paha, pinggul, punggung juga bahu.
Penderita juga akan mengalami sakit kepala, pusing, kedinginan, masalah perut, seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut.
Sementara itu, untuk gejala dalam empat sampai 10 hari yakni penderita merasakan batuk dan sesak napas.
Diagnosis dan Perawatan
Ketika seseorang mengalami gejala-gejala awal HPS dan merasa memiliki riwayat bersinggungan dengan tikus, sebaiknya ia segera memeriksakan diri ke dokter.
Tidak ada perawatan khusus, penyembuhan, atau vaksin untuk infeksi hantavirus.
Namun, orang yang mengalami gejala awal dan segera memeriksakan diri berpotensi sembuh lebih cepat.
Pasien yang terlanjur mengalami gejala sesak napas mempunyai peluang kecil untuk memungkinkan perawatan berjalan efektif.
Perawatan intensif berupa intubasi dan terapi oksigen untuk membantu sistem pernapasan yang terganggu akan membuat kondisi pasien membaik.
Pencegahan
Basmi tikus atau minimalkan kontak dengan tikus di rumah, tempat kerja, dan lingkungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak orang yang terjangkit HPS disebabkan karena sering berhubungan dengan tikus dan kotorannya di sekitar rumah atau tempat kerja.
Di sisi lain, banyak orang yang jatuh sakit melaporkan bahwa mereka sama sekali tidak bersinggungan dengan tikus.
Oleh karena itu, jika Anda tinggal di daerah yang berpotensi menjadi sarang tikus, cobalah untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih.
(Tribunnews.com/R Agustina)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pria di China Meninggal karena Hantavirus, Berikut Cara Penularan, Gejala hingga Pencegahannya.