Kala itu, Sudjiatmi kecil adalah satu-satunya siswa perempuan.
Teman-temannya di sekolah berasal dari tiga kampung di sekitar sekolah. Jarak yang terbilang jauh itu ditempuh Sudjiatmi dengan berjalan kaki, tapi tak jarang juga dengan bersepeda.
Seperti diungkapkan Sudjiatmi dalam buku Saya Sudjiatmi, Ibunda Jokowi (2014), karya Kristin Samah dan Fransisca Ria Susanti, Sudjiatmi tidak ingat apakah ia bersekolah dengan bersepatu dan berseragam.
Yang ia ingat, rambut hitamnya selalu dikepang dua oleh ibunya.
Pelajaran berhitung adalah yang paling ia sukai. Ia selalu merindukan kehadiran gurunya.
Ia berusaha menjadi yang pertama mengacungkan jarinya untuk mengerjakan soal-soal hitungan di depan kelas.
Kelak, kemampuan berhitung ini menjadi kelebihan Sudjiatmi dalam membantu suaminya membangun usaha.
Sang suami, Widjiatno, adalah kawan sepermainan Mulyono, kakak Sudjiatmi, yang tiga tahun lebih tua darinya.
Ketika bertemu dengannya, Widjiatno di bangku SMA, sementara ia di SMP.
Widjiatno, yang ketika dewasa mengubah nama menjadi Notomiharjo, adalah pemuda yang berparas halus dan bertubuh gagah.
“Pak Noto itu ganteng sekali,” kata Sudjiatmi.
Notomiharjo muda tinggal bersama kakek-neneknya di Dusun Klelesan, masih tetangga Gumukrejo.
Orangtua Notomiharjo tinggal di Desa Kranggan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, sekitar 25 km dari Boyolali.
Keluarga besarnya Lurah Desa Kranggan. Bapaknya, pakdenya, juga kakeknya pernah memimpin Desa Kranggan.
Sudjiatmi dan Widjiatno menikah di usia muda, pada 23 Agustus 1959. Kala itu Sudjiatmi berusia 16 tahun, sedangkan Widjiatno berumur 19 tahun.
Keduanya belum lulus sekolah. Namun di masa itu, wanita berusia 16 tahun, sudah jamak menikah.
Sumber: Kemdikbud.go.id
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ibunda Presiden Jokowi Meninggal Dunia"dan surya.co.id dengan judul "Biodata dan Profil Lengkap Sudjiatmi Notomiharjo, Ibunda Presiden Jokowi yang Wafat Hari ini".