Menjawab semua persoalan itu, ia akhirnya mendapatkan ide membuat inovasi bagaimana orang bisa dengan mudah memesan ojek melalui ponsel tanpa harus repot ke pangkalan ojek.
Terlebih lagi, tidak semua orang lokasinya dekat dengan pangkalan ojek.
Tukang ojek sendiri tidak harus mangkal.
Bagi penumpang, menggunakan ojek juga lebih aman karena jelas dan terdaftar.
Nadiem mengaku, idenya ini juga sejalan dengan salah satu tugas kuliah ketika mengambil master di Harvard Business School.
• Tito Karnavian Ditunjuk Jadi Menteri Dalam Negeri? Ini Spekulasi Yunarto Wijaya
Saat awal merintis bisnis, ia hanya memiliki 10 karyawan dan 20 tukang ojek.
Bagi Nadiem, awal mendirikan Go-Jek merupakan masa yang penuh dengan tantangan.
Salah satu kendala utamanya adalah sulitnya merekrut para pengojek untuk bergabung.
Maklumlah, saat itu karena brand Go-Jek belum banyak dikenal seperti sekarang ini.
Saat itu, Nadiem pun terjun langsung merekrut tukang ojek.
Ia kerap turun ke jalan, tempat para tukang ojek mangkal
Ia lalu banyak menghabiskan waktu dengan mengobrol hingga membelikan mereka kopi dan rokok.
(Kompas.com/Walda Marison, Tribunnews.com/Citra Agusta Putri)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Para Pengemudi Gojek Berencana Demo, Tolak Nadiem Makarim Jadi Menteri" dan Tribunnews.com dengan judul "Nadiem Makarim CEO Go-Jek Hadiri Pengumuman Menteri Kabinet Jokowi Jilid 2, Ini Profil & Kekayaannya".