TRIBUNAMBON.COM - Rusuh di Papua, masih menjadi topik hangat bagi dunia pemberitaan di Indonesia.
Sejumlah fakta terungkap mulai dari dugaan pihak luar yang menjadi penyebab kerusuhan di sejumlah daerah di Papua hingga Panglima TNI serta Kapolri akan berangkat ke Papua hari ini Senin (2/9/2019) sore.
Akankah kedatangan Panglima TNI dan Kapolri untuk mempekuat keamanan Papua di tengah isu keterkaitan dengan pihak luar negeri?
Inilah fakta yang dirangkum TribunAmbon.com dari berbagai sumber menyoal rusuh di Papua.
• Ramalan Zodiak Besok Selasa 3 September 2019, Aries Dapat Banyak Pujian, Scorpio Jadi Penurut
• Viral Video Panas Banjarmasin, Terkuak Pasangan Tunangan, Suka Sama Suka, Dicuri Diam-diam
• Hasil Liga Italia Pekan Ini, Romelo Lukaku Saingi Cristiano Ronaldo: Raihan Inter Milan & Juventus
Pihak Luar Bikin Panas
Dikutip dari Tribunenws.com, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menyebut ada dugaan keterlibatan asing dalam berbagi aksi rusuh di Papua yang berujung pada aksi perusakan dan pembakaran gedung perkantoran, gedung pemerintahan dan fasilitas umum di Papua.
"Ada. Kita sama-sama tahu dari kelompok-kelompok ini ada hubungannya dengan network di internasional," kata Jenderal Tito di acara Hari Jadi Ke-71 Polwan, di Jakarta, Minggu (1/9/2019).
Terkait dugaan tersebut, Tito menyatakan, pihaknya kini berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI. Polri berkoordinasi dengan Badan Intelijen Negara (BIN).
Menurut Tito, pihak-pihak yang diduga menggerakan kericuhan di Papua sudah diketahui. Polisi telah memetakannya dan mendalami informasi terkait.
Jika ditemukan bukti yang cukup, Polri akan menindak pihak tersebut. Tito juga menyampaikan bahwa kondisi di Papua dan Papua Barat sudah terkendali.
"Sudah relatif aman ya," ujar dia.
Saat ini hampir 6.000 pasukan gabungan TNI-Polri diperbantukan untuk menjaga wilayah timur Indonesia itu.
Mereka disebar di beberapa titik, di antaranya Jayapura, Nabire, Paniai, Deiyai, Manokwari, Sorong dan Fakfak.
Senada dengan Kapolri, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal juga menduga bahwa ada kaitan antara kelompok-kelompok lokal dengan pihak luar.
Namun demikian, Iqbal enggan mengungkap pihak-pihak tersebut.
"lntinya enggak bisa juga kami sampaikan di sini," kata Iqbal.
Ia memastikan bahwa Polri akan menjamin situasi keamanan di Papua.
Ia juga meminta agar masyarakat tidak terpancing berbagai provokasi yang dapat menimbulkan kerusuhan.
"Kerusuhan yang sudah terjadi, jangan terulang lagi," ucap Iqbal.
Panglima TNI dan Kapolri ke Papua sore ini
Mabes Polri mengkonfirmasi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan berangkat ke Papua, Senin (2/9) sore.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan keduanya akan berangkat pukul 16.00 WIB untuk memastikan perkembangan keamanan di lokasi.
Iqbal menyebut mereka akan melakukan pengendalian dan dialog dengan tokoh yang dianggap penting oleh masyarakat.
"Tujuannya untuk menjamin keamanan agar situasi kembali sangat kondusif, walau saat ini relatif kondusif. Jadi masyarakat Papua dan Papua Barat bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala," ujar Iqbal, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).
Ia menjelaskan pihaknya juga akan memastikan pelaksanaan penegakan hukum apabila memang terjadi pelanggaran di sana.
Lebih lanjut, mantan Wakapolda Jawa Timur itu menuturkan lama Tito dan Hadi menetap di Tanah Papua sangat tergantung kondisi di lapangan. Namun diperkirakan keduanya akan menetap kurang lebih empat hingga 10 hari.
"Mungkin 4-10 hari disitu, sangat tergantung situasi dan kondisi Papua dan seluruh wilayah Indonesia. Karena tanggung jawab bapak Kapolri dan TNI sesuai regulasi," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menunjukkan komitmennya untuk mengamankan situasi dan keamanan di Papua pasca unjuk rasa berujung kerusuhan di sejumlah wilayah tersebut.
Tito mengatakan akan menambah pasukan yang diterjunkan ke Papua apabila memang dirasa kurang atau diperlukan. Untuk saat ini sendiri, sudah ada 6.000 personel gabungan TNI-Polri di Tanah Papua.
"Kalau kurang akan saya tambah lagi, saya dengan pak Panglima (Marsekal Hadi Tjahjanto, - Red) sudah komitmen. (Kalau) kurang, akan tambah lagi sampai situasi aman," ujar Tito, pasca HUT Polwan ke-71, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (1/9/2019).
Selain itu, Tito juga menegaskan akan berangkat ke Papua langsung untuk memastikan keamanan di lokasi. Tak sendiri, ia akan didampingi oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
• Siswa SMP Tewas di Halaman Rumah, Sang Ayah Ditetapkan sebagai Tersangka, Sempat Tutupi Kasus
• Bikin Penasaran Lokasi Cerita KKN di Desa Penari, Petunjuk di Bondowoso, Desa W Alas D?
• TERKINI Viral Video Mesum di Banjarmasin, Pemeran Ternyata Selebgram, Ini Tanggapan Pihak Kampus
Menurut mantan Kapolda Papua dan Metro Jaya itu, dirinya akan berada disana seminggu lamanya atau hingga situasi benar-benar aman.
"Kita akan berangkat ke sana untuk jaga keamanan. Saya akan paling tidak, mungkin 4-5 hari atau seminggu akan ada di situ (Papua) sampai situasi benar-benar aman," ucapnya.
Jenderal bintang empat itu pun kembali menegaskan jika situasi panas tak kunjung reda, pihaknya siap menambah pasukan untuk mengamankan dan melakukan penegakan hukum.
"Kalau tidak (aman) atau kurang, saya akan menambahkan pasukan dan kalau ada yang melakukan kerusuhan kita akan tegakkan hukum pada mereka," ucapnya.
Masyarakat Papua Enjoy
Mabes Polri mengungkap banyaknya masyarakat Papua yang sebenarnya menginginkan kedamaian dan merasa enjoy dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan justru pihak asing terlihat dan mencoba memanas-manasi masyarakat di Papua.
"Narasinya ada pihak luar yang mencoba untuk memanas manasi, dan ada agenda setting lah. Padahal lebih banyak masyarakat Papua, masyarakat kita yang sangat damai dan sangat enjoy dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Iqbal, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).
"Coba hitung saja, berapa kabupaten sih yang rusuh. Kabupaten kota lainnya masih sangat NKRI," imbuhnya.
Di sisi lain, ketika ditanya perihal dugaan adanya keterlibatan pihak asing yang diperkirakan mendukung gerakan separatis Papua, Iqbal menyebut pihaknya masih melakukan pendalaman.
Mantan Wakapolda Jawa Timur itu juga meminta maaf kepada awak media lantaran tak bisa menyebut nama negara yang diduga terlibat dalam masalah Papua.
Untuk saat ini, kata dia, kepolisian bersama Kementerian Luar Negeri, Badan Intelijen Negara (BIN), dan seluruh stakeholder terkait tengah mendalami pihak asing tersebut.
"Kita sedang dalami itu (keterlibatan pihak asing diduga mendukung Organisasi Papua Merdeka). Maaf, karena di forum ini nggak mungkin juga kita sebut ke luar itu (negara mana) a, b, c," tandasnya.
(TribunAmbon.com/Chrysnha)