TRIBUNAMBON.COM - Petinggi Partai Amant Nasional (PAN) memiliki pandangan yang berbeda terkait rekonsiliasi antaja Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Ketua Dean Kehormatan PAN, Amien Rais menyinggung soal pembagian yang ia sebut sebagai 55:45.
Sementara itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebut tak ada persyaratan untuk dilakukan rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo.
• Laga 4 Big Match International Champions Cup 2019, Madrid, Arsenal, hingga Juventus Rabu Lusa
• Gempa Hari Ini: BMKG Maluku Catat Gempa 3.2 SR kembali Guncang Seram Bagian Timur, Kedalaman 34 Km
• Gempa Hari Ini: BMKG Maluku Catat Gempa 3.5 SR kembali Guncang Seram Bagian Timur, Selasa Petang
Diberitakan sebelumnya, Amien Rais mengeluarkan pernyataan terkait dengan rekonsiliasi Jokowi-Prabowo.
Amien Rais menginginkan syarat rekonsiliasi yakni pembagian 55:45.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Kehormatan PAN tersebut dalam sambutan acara 'Muhasabah dan Munajat untuk Negeri' di Jakarta Pusat, Sabtu (20/7/2019).
Pada kesempatan tersebut, Amien Rais menyinggung soal pertemuan Jokowi dan Prabowo beberapa waktu lalu.
Amien menyebut, kubu Jokowi yang terus mengejar kubu Prabowo untuk mengadakan pertemuan.
Mengutip dari tayangan di kanal Youtube tvOneNews pada Senin (22/7/2019), Amien mengatakan, harus ada penentuan platform terlebih dahulu jika ingin rekonsiliasi.
"Jadi lima tahun ke depan mau diapakan Indonesia ini? "
"Saya bilang Pak Prabowo itu sudah bicara di mana-mana secara istiqomah pentingnya kedaulatan pangan, energi, air, perempuan,.. Kalau itu disepakati, misalnya disepakati, ayo bagi 55-45, itu masuk akal," ungkapnya.
Apabila usulan tersebut disepakati, menurut Amien, rezim ini kembali ke akalnya.
"Kalau sampai disepakati berarti rezim ini balik kanan, akalnya sudah jalan," katanya.
• Kumpulan Lagu Lagu Ambon, Cinta Beda Agama hingga Terlanjur Sayang, Lengkap Link Download
• Download MP3 Lagu Cinta Beda Agama - Vicky Salamor Lengkap dengan Lirik Ambon, Arti dan Video Klip
Namun, Amien Rais tak menutup kemungkinan usulan tersebut akan diterima.
Jika kubu Jokowi menyepakati, Amien Rais bersyukur lantaran ide-ide yang digagas Prabowo selama ini akan dilaksanakan hingga membentuk negeri yang kokoh.
"Kalau mungkin ya alhamdulillah. Berarti negeri ini bisa kokoh sekali karena ide-ide dari Prabowo yang kita dukung selama kampanye itu akan dilaksanakan. Mengapa tidak?" ungkapnya.
Apabila hal tersebut tak disepakati, maka Amien meminta, pihaknya tetap menjadi oposisi.
"Tapi kalau tidak mau, nggeh mpun, yasudah. Kita di luar, oposisi," katanya.
Pernyataan Amien Rais mengenai pembagian porsi 55:45 ini diklarifikasi oleh Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Drajad Wibowo.
• Berebut Kursi Ketua MPR: Gerindra, PDIP hingga PPP Berambisi, Saran Pengamat, Ada Lobi-lobi
• Pakai Narkoba Sejak 20 Tahun Lalu, Nunung Ngaku Terpengaruh Lingkungan di Solo
Drajad mengatakan, pembagian porsi tersebut merupakan salah satu syarat rekonsiliasi pasca-Pemilu 2019.
Menurut Drajad, pembagian porsi 55:45 ini sesuai dengan perolehan suara parpol yang diumumkan oleh KPU.
"Jadi, akan terjadi rekonsiliasi dukungan, yang disesuaikan juga dengan persentase suara resmi (perolehan suara parpol yang diumumkan KPU)," ujar Drajad, Senin (22/7/2019), dikutip dari Kompas.com.
Apabila 45 persen kursi di pemerintahan diberikan kepada kubu Prabowo, maka dukungan terhadap Jokowi menjadi 100 persen.
"Artinya, nanti 55 ditambah 45 sama dengan 100 persen. Itu bersama-sama membantu Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf sebagai Presiden dan Wapres," katanya.
Drajad menambahkan, Amien Rais tak akan mempermasalahkan jika usulan tersebut tak disetujui.
"Jika tidak disetujui ya tidak masalah. Solusi dari pak Amien itu juga kan merespons keinginan Pak Jokowi dan tim beliau," katanya.
Amien Rais dikabarkan juga ingin aspirasi PA 212 diakomodasi oleh pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"(Pernyataan Amien Rais) mengakomodasi aspirasi dan perjuangan para pendukung Prabowo, termasuk tentunya jemaah 212," tambahnya.
• Pembunuhan Presenter TVRI: Pelaku Mengaku Sakit Hati karena Dilecehkan, Ini Kronologinya!
• Info BMKG: Prakiraan Tinggi Gelombang dan Hujan Petir Senin 22 Juli 2019, Laut Maluku 2.5 Meter
Aspirasi PA 212 disebut telah masuk ke dalam visi misi pasangan Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019.
Untuk itu, menurut Drajad, sangat logis apabila Amien Rais meminta perjuangan Prabowo dan pendukungnya dimasukkan oleh Jokowi.
"Karena itu sangat logis jika Pak Amien meminta platform perjuangan Prabowo dan pendukungnya dimasukkan oleh Pak Jokowi sebagai bagian dari platform nasional,"
"Artinya, akan terjadi 'Rekonsiliasi Platform' antara 'Platform Jokowi' dan 'Platform Prabowo'. Bagaimana rinciannya? Tentu perlu tim ahli dari kedua pihak untuk merumuskannya," katanya.
Berbeda dengan Amien Rais, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, dukungan kepada pemerintahan Jokowi-Ma'ruf tak bersyarat apa pun.
Menurut Zulkifli, Jokowi-Ma'ruf menjadi presiden dan wakil presiden terpilih.
Keterpilihan tersebut merupakan bentuk kedaulatan rakyat kepada keduanya.
"(Seharusnya) enggak pakai syarat-syarat. Ingat, yang berdaulat itu rakyat. Rakyat itu yang sudah memberikan kedaulatan kepada presiden terpilih. Siapa yang berdaulat? Pak Jokowi sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara," ujar Zulkifli saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/7/2019), dikutip dari Kompas.com.
• Jabatan Baru DPD PDIP Maluku, Pensiunan Jenderal Bintang Dua Murad Ismail Jadi Ketua
• Gempa Hari Ini: BMKG Maluku Catat Gempa 3.5 SR kembali Guncang Seram Bagian Timur, Selasa Petang
Zulkifli juga mengatakan, Jokowi punya hak prerogatif untuk memilih siapa yang akan duduk di kabinetnya.
Lebih lanjut, Zulkifli menyebut tak mengajukan syarat apa pun apabila nantinya PAN bergabung ke koalisi Jokowi-Ma'ruf.
"Oleh karena itu, kami enggak pakai syarat-syarat. Kami mendukung agar Pak Jokowi sukses memimpin Indonesia," tutupnya.
(Tribunnews.com/Miftah/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Beda Tanggapan Soal Rekonsiliasi, Amien Rais Singgung Pembagian 55:45, Zulkifli: Enggak Pakai Syarat.