Temuan Mayat
Ini Penjelasan Manajemen PT. Dharma Indah Soal ABK Kapal yang Meninggal di Pelabuhan Amahai
Senin (26/5/2025) kemarin, Direktur Cabang Masohi, PT Dharma Indah, M. Nafis Amahoru mengatakan, selaku penanggung jawab
Penulis: Silmi Sirati Suailo | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo
MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Meninggalnya ABK kapal cepat milik perusahaan PT. Dharma Indah tak lepas dari perhatian manajemen perusahaan.
Senin (26/5/2025) kemarin, Direktur Cabang Masohi, PT Dharma Indah, M. Nafis Amahoru mengatakan, selaku penanggung jawab cabang ia tetap melakukan pelayanan terhadap jenazah dan keluarga saat mereka berada di Masohi.
"Sampai dengan jenazah dan keluarganya diberangkatkan ke Ambon, itu menjadi tanggung jawab perusahaan. Kalau sampai tingkat asuransi nanti di kantor pusat karena punya ikatan kerja langsung di kantor pusat," ujar Nafis.
Baca juga: Studi Tahuri di Pulau Saparua, BPK Wilayah XX Gandeng IAKN Ambon Siapkan Naskah Akademis
Baca juga: Perkuat Pelayanan Publik, BPOM Ambon Hadirkan 8 Inovasi Unggul
Politisi PKS itu mengaku, yang bertanggung jawab (atas hilangnya) kepada ABK adalah nahkoda atau kapten kapal, dia bisa mengecek berapa orang ABK yang berangkat.
"Namun, sampai ke pengurus cabang disini juga tidak pernah ada berita atau laporan ABK yang hilang," tuturnya.
Namun lanjutnya, saat itu dilaporkan ada satu ABK yang tertinggal, informasi itu yang disampaikan bahwa ada ABK yang tertinggal kemungkinan dia berangkat dengan kapal siang.
"Karena kapal itu berangkat pagi. Jadi nanti dia ikut dengan kapal siang. Tapi ternyata hingga Minggu (25/5/2025) belum ditemukan," ungkap Nafis.
Ia mengaku, saat itu ada telfon dari direktur untuk mengecek kebenaran. Setelah mengecek, namun ia belum diketahui keberadaannya.
"Karena kami berfikir sudah lebih dari 1 kali 24 jam, kami coba pertemuan dulu dengan pihak sabandar dan langkah yang kita ambil yaitu membuat laporan tertulis ke pihak kepolisian," tukasnya.
Disampaikan, pihaknya membuat laporan polisi, Senin (26/5/2025), sekitar jam 11.00 WIT dengan catatan sambil kita menunggu. Walau demikian pihaknya juga tetap mengevaluasi.
"Bahwa kemungkinan hilang ini lantaran ada hal-hal di luar (nalar manusia). Semisal kejadian di Gunung Binaiya, akhirnya kita coba pendekatan adat kita melaporkan ke Bapak Raja Amahai yang punya kekuasaan di wilayah ini, untuk dilakukan prosesi adat," pungkas Nafis. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.