Maluku Terkini
Ziarah Makam Sesepuh di Negeri Hitu - Maluku Tengah Jadi Simbol Tradisi 7 Syawal
Kepada TribunAmbon.com, Raja Negeri Hitu Lama, Upu Latu Salhana Pelu menjelaskan, ziarah kubur atau disebut masyarakat
Penulis: Maula Pelu | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula M Pelu
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Masyarakat Negeri Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), merayakan tujuh Syawal dengan ziarah makam para leluhur dan raja-raja sebelumnya.
Kepada TribunAmbon.com, Raja Negeri Hitu Lama, Upu Latu Salhana Pelu menjelaskan, ziarah kubur atau disebut masyarakat lokal ‘Ma’Jara’, telah menjadi tradisi sejak dahulu.
Dan Ma’Jara ini berlangsung setahun sekali.
“Kami mulai bersiap setelah sholat subuh dan mulai bergegas bersama dengan warga Negeri Hitu dan para tokoh adat dan agama,” ungkap Pelu, saat ditemui TribunAmbon.com di Rumah Raja, Senin (7/4/2025).
Lebih lanjut, makam yang diziarahi lebih dulu ialah raja pertama Negeri Hitu, yakni Abubakar Sidiq.
Baca juga: 2 Garuda di Rumah Upu Latu Salhana Pelu: Raja Generasi XVIII Negeri Hitu di Pulau Ambon
Baca juga: Tradisi Husafara, Ribuan Warga Padati Pantai Negeri Hitu, Santi: Ajang Silaturahmi
Makam ini terletak sekitar 500 meter dari pusat perkampungan.
Selanjutnya ke makam para sesepuh serta keluarga.
Menurutnya, nilai yang dapat dipetik dalam tradisi ini, ialah penghormatan kepada para leluhur yang telah mendudukkan pranata adat Negeri.
“Salah satu nilai penting adalah bagaimana kami menghormati para raja sebelumnya,” ujarnya.
Usai ziarah, malam di hari yang sama, tepat usai Salat Isya, dilakukan khataman Al-Quran.
"Ziarah dan khataman Al-Quran adalah satu paket tradisi Ma'a Ziarah," cetus Raja.
Dirinya berharap, tradisi ini terus dilestarikan dan dapat menjadi refleksi perjalanan para leluhur.
"Hal kebaikan yang dititipkan pendahulu harus tetap dilestarikan," pintanya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.