Efisiensi Anggaran
Program Makan Gratis, Prabowo Pilih Efisiensi Anggaran, Soeharto Potong Gaji Menteri dan Pejabat
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke 2 Indonesia Soeharto ternyata sama-sama memiliki program makan gratis bergizi.
Dikatakan Tutut, dana program Kesetiakawanan Sosial digunakan terutama untuk membantu tenaga kerja (korban PHK) yang selama ini belum tersentuh proyek-proyek padat karya.
"Misalnya saja dari dana tersebut diberikan sebungkus nasi setiap hari. Syaratnya, harus membeli nasi di warung yang ada di sekitarnya. Sehingga juga bisa membentu warung-warung itu," ungkap Tutut.
Kebijakan jangka pendek
Kebijakan makan gratis bagian dari upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak krisis moneter. Sasaran utama makan gratis adalah warga yang terkena PHK.
Program ini diputuskan dalam Rapat Koordinasi Program Penanggulangan Dampak Sosial Krisis Moneter yang dilangsungkan di Ruang Rapat Departemen Sosial, 20 Maret 1998.
Seusai rapat, Mbak Tutut, menjelaskan bawah rakor membahas program penanggulangan untuk secepat mungkin menangani kerawanan sosial, yang mungkin akan timbul akibat krisis moneter.
Menurut Mbak Tutut, program jangka pendek adalah menyediakan makan siang gratis bagi orang yang terkena PHK dan kesulitan pangan di warung sederhana yang ditunjuk dengan sistem kupon.
Baca juga: Dirumahkan, Penyiar RRI Ternate Nangis Curhat ke Prabowo di Moment Hari Pers Nasional
"Untuk jangka panjangnya, korban PHK akan dicarikan pekerjaan, lalu istri mereka akan dibantu dengan program Takesra/Kukesra (Tabungan Kesejahteraan Rakyat/Kredit Usaha Kesra), dan anak-anaknya dengan bantuan program GN-OTA. Makanan gratis itu tidak bisa selamanya, kita kan menuju masyarakat yang mandiri,” kata Mensos era Orde Baru ini.
Sementara mengutip pemberitaan Harian Kompas 11 Maret 2024, dalam pelaksanannya di Jakarta, secarik kupon yang didistribusikan melalui kelurahan dan RT/RW itu dapat ditukarkan dengan sebungkus nasi beserta sayur dan lauk yang berharga Rp 1.500.
Sebagai rangkaian dari pencanangan, telah dibagikan pula sekitar 400 kupon makanan gratis untuk buruh pelabuhan.
Kupon makan gratis tersebut dapat ditukarkan di sekitar 300 warung sehat sederhana yang terdapat di pelabuhan dan sekitarnya.
Untuk mencegah terjadinya penyelewengan dan kekeliruan dalam pelaksanaan program ini, Mensos mengimbau masyarakat untuk ikut memantau.
Mensos pun meluangkan waktu untuk singgah di beberapa warung sederhana yang melayani penukaran kupon makanan gratis. Di warung yang disinggahinya, Mbak Tutut mencicipi sajian nasi bungkus yang disediakan bagi para buruh yang mengalami kesulitan.
"Ini isinya apa?" tanya Mensos seraya menunjuk tumpukan nasi bungkus di warung tadi kepada Suheti, salah seorang pemilik warung sederhana.
Suheti menjawab, "Nasi, telur, dan sayur, Bu".
Tersenyum mendengar jawaban itu, Tutut tanpa ragu-ragu segera mencicipi sajian nasi bungkus itu.
Menurut pengakuan seorang pemilik warung nasi, ia mendapat keuntungan Rp 200 per bungkus nasi.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Tribunnews
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.