Geliat UMKM
Kisah Pisang Cokelat 3Ratu: Berawal Cemilan di Ruang Keluarga
Aneka olahan pisang goreng dengan bermacam-macam topping mendatangkan cuan jutaan rupiah bagi ibu dua anak ini.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Berawal dari makanan kesukaan sang suami dan si kecil, Karina Alexsis Maruanaja (30) kini sukses dengan usaha kuliner olahan pisang.
Aneka olahan pisang goreng dengan bermacam-macam topping mendatangkan cuan jutaan rupiah bagi ibu dua anak ini.
Ialah Pisang Cokelat 3Ratu, menyajikan Piscok Lumer, Pisang Bola Gemoy, Pisang Bola Pasir dan Sate Pisang Gemoy.
Terdengar kekinian bukan?. Tenang saja harga yang dibanderol masih terjangkau di kantong pelajar.
Mulai dari Rp. 8 ribu, anda bisa mencicipi berbagai topping mulai dari coklat keju, keju susu, tiramisu oreo, milo susu, cokelat keju milo dan bisa di mix sesuai selera anda.
Kepada TribunAmbon.com, Owner Pisang Cokelat 3Ratu, Karina Alexsis Maruanaja (30) mengungkapkan usaha ini berawal dari rutinitasnya membuat aneka olahan pisang tuk keluarga kecilnya.
"Saya sering buat aneka olahan pisang untuk suami dan anak, kebetulan itu cemilan favorit mereka. Lalu suami motivasi saya agar serius buka usaha," ungkapnya saat ditemui dalam event Amboina Festival 2024, Jumat (7/9/2024).
Baca juga: Basudara Benelli Ambon: Rindu yang Menyeruak hingga Dijamin Auto Ganteng
Baca juga: Belasan Lampu Landmark Kota Langgur Rusak Tak Diperbaiki
Kerap berjualan makanan dan minuman saat event balapan motor membuatnya tak lagi canggung memulai usaha kuliner.
Kebetulan sang suami, Ricardo Kasman ialah seorang pembalap motor profesional yang telah menjuarai beberapa road race di Maluku bahkan berlaga di ajang Nasional.
"Suami dan beberapa saudara saya adalah pembalap. Jadi selain hadir memberi dukungan, saya mengisi waktu dengan berjualan di sela-sela event," tuturnya.
Seperti kebanyakan pemula, Karina merasakan manis pahit membangun usaha di bidang kuliner.
Sesekali jualannya sepi, bahkan dalam sehari tidak ada pembeli sama sekali.
"Mau nangis tapi namanya usaha harus bermental baja," ujarnya.
Bermodal Rp. 200 ribu sejak tahun 2020, dia konsisten menjaga usaha kecil-kecilan itu agar tidak redup.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.