Tuntaskan Latihan, Paskibraka Siap Kibar Sang Merah Putih di Langit Kota Namlea

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Zainal Ameth

NAMLEA, TRIBUNAMBON.COM – Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Buru telah menyelesaikan seluruh rangkaian latihan untuk persiapan upacara 17 Agustus. 

Latihan yang berlangsung selama 22 hari ini dimulai sejak 24 Juli hingga 15 Agustus 2024, melibatkan personil TNI dan Polri sebagai kelompok pengapit.

Kepada TribunAmbon.com, Kapten Infanteri Muhammad Haris Tumenggung, Komandan Pelatih Paskibraka, menyatakan bahwa latihan telah dilakukan secara maksimal. 

"Latihan ini sudah kita lakukan maksimal, sehingga dalam pelaksanaannya harapan kami itu berjalan dengan lancar, sukses, dan tidak ada kendala," ujar Haris, Kamis (15/8/2024).

Latihan ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu pelatihan lepas dan pelatihan terpusat.

Baca juga: Kapolda Maluku Pimpin Sertijab, Karo SDM Kini Dijabat Kombes Pol Agus Nugroho

Baca juga: Kejati Maluku Kembali Periksa 6 Saksi Terkait Dugaan Korupsi Dana Nasabah BRI Namlea

Pada pelatihan lepas, para anggota Paskibraka berlatih dari pagi hingga sore hari dan kemudian kembali ke rumah masing-masing. 

Sementara itu, pelatihan terpusat dilakukan dengan karantina di Hotel Kainawa, di mana para anggota Paskibraka menerima materi kebangsaan.

Selama proses latihan, Kapten Haris mengungkapkan bahwa seluruh kegiatan berjalan lancar tanpa kendala serius. 

"Kalau kelelahan karena panas itu biasa, kami istirahat, tapi kalau sakit fatal itu tidak ada," tambahnya.

Dikatakan, Paskibraka Kabupaten Buru tahun ini terdiri dari 40 anggota; 23 laki-laki dan 17 perempuan. 

Di gladi resik terakhir, jumlah personel TNI dan Polri yang terlibat mencapai 20 orang. 

Ia menambahkan, seluruh anggota Paskibraka telah siap tampil pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-79 di Kabupaten Buru.

"Menurut kacamata kita, mereka sudah siap untuk ditampilkan, karena dari segi sikapnya, dari karakter yang sudah ditanamkan, dan cuaca juga mereka sudah bisa menyesuaikan," tambahnya. (*)