Ambon Hari Ini
Akui Kesalahan Sistem Penetapan Tarif IPI, Warek IV Unpatti Minta Data dari Gempar
Dirinya pun berterima kasih atas masukan dari Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat (Gempar) saat menyampaikan aspirasi di halaman Rektorat Universitas
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi, Ruslan Tawari mengungkapkan kesalahan sistem dalam penentuan tarif Iuran Pengembangan Institusi (IPI) bisa saja terjadi.
Dirinya pun berterima kasih atas masukan dari Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat (Gempar) saat menyampaikan aspirasi di halaman Rektorat Universitas Pattimura Ambon.
"Terima kasih sudah kasih masukan untuk kita. Kita akui bisa ada kesalahan sistem, bisa saja itu terjadi," ungkapnya saat menemui massa aksi, Kamis (18/7/2024).
Selain itu, Tawari juga meminta hasil temuan Gempar berupa data kenaikan UKT. Terkhususnya mahasiswa yang sudah terlanjur membayar.
Serta data terkait masalah tarif IPI yang tidak setara dengan penghasilan orangtua mahasiswa.
Data-data tersebut akan ditanyakan dalam rapat bersama Pimpinan Unpatti untuk dimintai pertanggungjawaban.
*Bantu beta untuk kasih data mana mahasiswa yang UKT-nya naik tapi sudah terlanjur bayar. Kedua, bantu beta misalnya kalian persoalkan kesenjangan IPI, bantu beta untuk kasih masuk data itu. Sehingga data ini bisa dibawa ke rapat pimpinan untuk beta tanyakan," pintanya.
Baca juga: Gempar Demo Kenaikan UKT, Warek IV Unpatti: Kita Bukan Malaikat
Baca juga: Maluku Raih Juara 2 Lomba Senam Kreasi Piala Ibu Negara 2024
Dia memastikan akan mengecek apakah benar ada kesalahan data pada sistem penetapan tarif atau tidak.
"Sehingga dicek ada kesalahan atau tidak, bisa diketahui. Masukan persoalan itu ke saya, saya cek kebenarannya," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Puluhan mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat (GEMPAR) menggelar aksi demo di Universitas Pattimura, Kamis (18/7/2024).
Aksi itu menyoal kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) Unpatti untuk mahasiswa baru Tahun 2024 yang dinilai tidak wajar.
Pantauan TribunAmbon.com, massa mengawali aksi sekitar pukul 10.00 WIT dengan longmarch mengelilingi kampus berjuluk Hotumesse itu.
Dalam aksinya mereka membawa sejumlah poster bertuliskan; Jual Ginjal Dulu Kali Ya, Biar Bisa Bayar UKT Semester Ini, Generasi Emas Jadi Cemas, Rektor Kian Eksis, Mahasiswa Makin Krisis, UKT Membunuh Cita-cita, UKT Tak Waras dan UKT mencekik Orangtua Menjerit.
Selain itu sebuah kain besar dibentangkan, bertuliskan 'Matinya Hati Nurani Kampus'.
Ketua Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat (GEMPAR), Qadry mengaku bahwa, aksi ini sebagai bentuk kekecewaan atas penetapan UKT dan IPI yang tidak sesuai dengan penghasilan bulanan orang tua. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.