Ambon Hari Ini
Marak Praktik PSK Libatkan Anak-anak, Kadinsos Ambon: Ancaman Penyakit Menular Seksual
Pasalnya, perilaku seks bebas mengancam kesehatan melalui Penyakit Menular Seksual (PMS). Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya chl
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Ambon, Jhon Slarmanat mengungkapkan saat ini sangat marak praktik Pekerja Seks Komersial (PSK) di Ambon.
Mirisnya ada anak-anak yang terlibat sehingga menjadi keresahan masyarakat.
"Sekarang ini lagi marak anak-anak yang terlibat PSK, hal itu juga sangat meresahkan," ungkapnya saat diwawancarai awak media, Kamis (16/5/2024).
Dirinya menilai hal itu perlu diawasi dan ditertibkan.
Pasalnya, perilaku seks bebas mengancam kesehatan melalui Penyakit Menular Seksual (PMS).
Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya chlamydia, gonore, sifilis, herpes, HPV, dan HIV.
Dikatakan, saat beberapa kali melakukan penertiban, Dinsos Kota Ambon menemukan adanya indikasi penyakit menular seksual.
"Dalam tanda kutip, ketika tidak diawasi itu sangat berdampak pada masalah kesehatan, karena memang dari beberapa kali penertiban itu ada indikasi terdampak dari penyakit itu," jelasnya.
Slarmanat menjelaskan, penyakit masyarakat ini layaknya fenomena gunung es.
Sedikit yang terlihat di permukaan.
Baca juga: Dinkes Maluku Tengah Sebut Angka Kematian akibat HIV/AIDS Meningkat
"Itu sangat membahayakan karena itu ibarat gunung es, yang terlihat dua atau tiga tetapi ketika mereka keluar itu menyebar kemana-mana kan sangat berbahaya," jelasnya.
Untuk itu dirinya telah menginstruksikan bawahannya untuk gencar melakukan razia pasa beberapa lokasi di Kota Ambon.
"Saya bilang untuk coba dilakukan razia ditempat-tempat tertentu. Biasanya di depan MCM, Underpass Sudirman, dan di lampu-lampu merah," kata Slarmanat.
Lanjutnya, meski telah beberapa razia masih saja anak-anak yang sama terjaring ulang.
"Tapi dalam kenyataan ada anak-anak yang seringkali sudah kita temukan dan datanya sudah ada," cetusnya.
Ia mengatakan, hal itu akibat dari kurangnya perhatian keluarga.
Di lain sisi, ada anak-anak yang sudah yatim piatu atau berasal dari keluarga broken home.
"Ini akibat dari mereka kurang dapat perhatian dan mungkin di antara mereka ada yang orang tua kandungnya sudah tidak ada atau belum tau masalah keluarga," paparnya.
Dirinya pun berharap dengan adanya razia secara rutin bisa menekan aktivitas anak-anak jalanan.
"Kita berharap bahwa semakin dilakukannya penertiban atau razia ini, secara perlahan-lahan bisa mengurangi aktivitas mereka di jalanan yang cukup menganggu penampilan kota ini," harapnya.
Lantaran belum adanya rumah singgah, alhasil anak-anak yang terjaring razia ditahan sementara untuk diambil datanya.
Setelah itu, mereka dikembalikan ke keluarganya masing-masing.
"Sekarang ini setelah ditahan kemudian didata lalu kita ambil alamatnya. Ada keluarga yang datang jemput atau kita yang antar ke rumah mereka," tutupnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.